MOROWALI, MERCUSUAR – Saat ini curah hujan di seluruh wilayah Indonesia cukup tinggi, termasuk di Kabupaten Morowali. Sudah hampir sepekan, hujan terus turun, sehingga beberapa titik di Morowali telah terjadi banjir akibat sungai yang meluap.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Morowali, Gunawan, Selasa (7/5/2024).
Ia menuturkan, BPBD sudah bersiap-siaga menghadapi bencana banjir yang kapan saja bisa terjadi. Hal itu dilakukan dengan menyiapkan personel dan membangun komunikasi dengan relawan bencana di desa-desa, untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat.
“Memang untuk perkiraan cuaca tanggal 3—10 Mei 2024, diprediksi intensitas curah hujan masih tinggi di Morowali, begitu juga tanggal 10 ke atas,” ujar Gunawan.
Saat ini, ungkap Gunawan, banjir sudah melanda Desa Dampala dan Lele Kecamatan Bahodopi, karena meluapnya sungai di Desa Dampala. Begitu juga di Desa Sampean Taba Kecamatan Bungku Barat, air sungai sempat naik karena hujan yang terus menerus turun.
“Bersyukurnya banjir kita tidak diikuti material. Bukan banjir bandang. Banjir kita air dan lumpur,” ucap Gunawan.
Walaupun begitu, pihaknya meminta agar masyarakat terus berhati-hati dengan ancaman banjir dan tanah longsor yang bisa muncul kapan saja.
“Semua wilayah di Morowali punya potensi bencana,” tegasnya.
Wilayah-wilayah yang berpotensi bencana, sebut Gunawan, salah satunya Kecamatan Bungku Timur. Di wilayah itu, terdapat tambang batu yang lokasinya berdekatan dengan jalan utama. Dikhawatirkan bila curah hujan terus terjadi, akan mengakibatkan longsor dari gunung disertai dengan material batu.
“Di Bungku Barat juga ada potensi longsor. Bungku Tengah juga begitu, terutama di Desa Sakita dan Lamberea,” jelasnya lagi.
Sementara di bagian kepulauan, dikhawatirkan akan terjadi gelombang laut dan angin kencang seperti puting beliung, yang kapan saja bisa mengancam pemukiman warga di pesisir.
“Prinsipnya tiga hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi bencana. Yakni mencegah bencana, menghindar dari bencana, dan harmonisasi dengan bencana,” tutup Gunawan. INT