POSO, MERCUSUAR – Sejumlah nelayan di Danau Poso mengeluhkan hasil tangkapan ikan yang berkurang, akibat dari surutnya Danau Poso.
Salah seorang nelayan Danau Poso, Elim menuturkan, dalam beberapa bulan terakhir hasil tangkapan rono ataupun ikan lainnya mengalami penurunan. Hal itu ditengarai karena surutnya Danau Poso, yang ditandai pergeseran tepian danau hingga 200-an meter dari pinggiran semula.
“Biasanya hasil tangkapan rono sampai 10 ember. Tapi sejak air turun, tangkapan rono cuma 3 ember. Begitu juga tangkapan ikan lainnya juga berkurang,” ujar Elim, belum lama ini.
Elim mengungkapkan, berkurangnya volume air di Danau Poso merupakan siklus yang terjadi kira-kira 5 tahun sekali. Namun menurutnya, penurunan air kali ini lebih parah dari sebelumnya.
Ahli Biologi dan Peneliti dari Institut Mosintuvu, Kurniawan Bandjolu menyebutkan, akibat surutnya air di Danau Poso, banyak ditemukan biota yang mati, seperti di area sekitar lokasi perhelatan Festival Danau Poso (FDP).
“Biota-biota yang mati itu seperti endemik kerang Corbicula, Celetaian Persculpta, serta Keong Tylomelania Kuli dan ikan-ikan kecil,” ungka Kurniawan.
Dia menjelaskan, penurunan elevasi muka air danau yang diikuti penurunan oksigen terlarut pada perairan dangkal, ditambah kenaikan kenaikan suhu, mengakibatkan biota danau mengalami kekurangan oksigen untuk memertahankan fungsi tubuh dan akhirnya mati.
“Dalam 10 tahun terakhir ini, pernah terjadi kemarau panjang pada tahun 2015, tapi penurunan air danau tidak separah ini. Awal tahun 2020 juga pernah ada penurunan elevasi, tapi tidak separah ini,” ujarnya. AMR