PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Parigi Moutong (Parmout), Irwan mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di wilayah itu saat ini telah berada pada angka 9 persen.
Angka tersebut berdasarkan aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGM).
“Dalam data e-PPGM, prevalensi stunting Parmout saat ini berada pada angka 9 persen,” ujar Irwan di Parigi, Rabu (23/10/2024).
Sementara, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kata Irwan, prevalensi stunting di Parmout masih berada di angka 28 persen.
Irwan menjelaskan, perbedaan data tersebut terjadi karena e-PPGM merupakan hasil survei yang dilakukan oleh petugas di lapangan, khususnya oleh petugas bidang kesehatan. Sementara SSGI hanya melakukan survei pada sampel.
“SSGI juga dilakukan oleh petugas kesehatan, tetapi mereka ditugaskan khusus oleh Kementerian Kesehatan dan hanya mensurvei sampelnya saja. Saya berharap, lima tahun ke depan, stunting di Parmout bisa berada di posisi 14 persen berdasarkan SSGI,” ujarnya.
Irwan menuturkan, pengentasan kasus stunting di Kabupaten Parmout tetap menjadi prioritas, dan mengacu pada delapan aksi konvergensi.
Adapun substansi dari delapan aksi konvergensi stunting itu, yakni analisis situasi stunting, rencana kegiatan, rembug stunting, regulasi tentang stunting, pembinaan unsur pelaku, sistem manajemen data, data cakupan sasaran dan publikasi data serta review kerja.
Irwan menyampaikan, program penanganan kasus stunting di Parmout pada tahun 2025, pihaknya melibatkan 15—20 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang akan difokuskan pada lokus yang telah ditetapkan.