PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) melalui Dinas Pariwisata berupaya memperkuat sektor wisata alam berbasis keberlanjutan. Salah satu langkah yang dilakukan, yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi Pemandu Wisata Gunung, yang berlangsung di Palu, 11—13 November 2025.
Dalam kegiatan tersebut, Dinas Pariwisata menghadirkan narasumber dan asesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pramuwisata Indonesia, Asosiasi Pemandu Wisata Gunung Indonesia (APGI) Sulteng, serta diikuti oleh 30 pemandu wisata gunung dari berbagai kabupaten dan kota di wilayah Sulteng.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng, Diah Agustiningsih mengatakan para peserta dibekali pengetahuan, keterampilan, serta sikap profesional untuk menjadi pemandu wisata yang berkompeten dan berwawasan lingkungan.
“Sertifikasi pemandu wisata gunung merupakan langkah penting dalam membangun pariwisata daerah yang berkualitas dan bertanggung jawab,” ujar Diah.
Ia menilai, potensi wisata gunung di Sulteng sangat besar. Namun, pengelolaannya harus dilakukan secara bijak agar tetap menjaga kelestarian alam.
“Di balik keindahan gunung dan alam kita, ada tantangan dan risiko yang perlu dihadapi. Karena itu, peran pemandu wisata gunung sangat vital, tidak hanya dalam menjaga keselamatan wisatawan, tetapi juga dalam melestarikan lingkungan dan memberikan edukasi budaya,” ungkapnya.
Diah juga mengingatkan para peserta agar memanfaatkan kegiatan tersebut untuk memperluas wawasan dan meningkatkan profesionalisme. Ia menekankan, pemandu wisata tidak hanya dituntut mahir secara teknis, tetapi juga harus memiliki jiwa kepemimpinan, rasa tanggung jawab, serta sikap ramah terhadap wisatawan.
“Setiap tindakan pemandu wisata adalah cerminan wajah pariwisata daerah. Oleh karenanya, jadilah pemandu yang mencintai alam dan menjaga nama baik daerah melalui pelayanan yang berkualitas,” pesannya.
Sementara di kesempatan yang sama, Ketua Panitia, Gafriani Lasawedy menjelaskan kegiatan pelatihan dan sertifikasi tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi para pemandu wisata gunung. Tujuannya, agar mampu memberikan layanan berstandar nasional maupun internasional.
Menurut Gafriani, kegiatan tersebut memiliki tiga tujuan utama. Yaitu membekali peserta dengan kemampuan profesional dalam kepemanduan gunung, meningkatkan kesadaran tentang keselamatan dan konservasi lingkungan, serta memberikan sertifikat resmi bagi pemandu yang lulus uji kompetensi.
Ia juga berharap, kegiatan tersebut menjadi langkah maju menuju pengembangan wisata alam yang aman, ramah, dan berkelanjutan di Sulteng.
“Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata, sekaligus memperkuat pondasi pengembangan wisata alam yang berkelanjutan,” kata Gafriani. AFL






