DONGGALA, MERCUSUAR – Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala menggelar kegiatan pelatihan pengembangan produk ekonomi kreatif (ekraf) kepada kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan pelaku usaha di 12 desa, yang diproyeksikan menjadi desa wisata.
Kegiatan berlangsung selama tiga hari, 19-21 September 2024 di Bapelkes Sulteng, Kota Palu, yang dihadiri oleh utusan dari 12 desa, antara lain, Loli Tasiburi (Banawa), Lampo (Banawa Tengah), Tanamea (Banawa Selatan), Salusumpu (Banawa Selatan), Lalombi (Banawa Selatan), Nupabomba (Tanantovea), Wombo Kalonggo (Tanantovea), Dalaka (Sindue), Enu (Sindue), Tamarenja (Sindue Tobata), dan Mapane Tambu (Balaesang).
Kepala Seksi Zona Ekraf Dispar Donggala, Hikmawati dalam laporannya menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan, antara lain, masyarakat desa wisata diajak untuk memahami konsep ekonomi kreatif dan potensi dalam mendukung pariwisata.
Kemudian untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan masyarakat dalam menciptakan produk kreatif yang menarik. Disamping itu untuk memberikan dorongan kepada masyarakat agar mampu berinovasi dalam pengembangan produk yang khas dan unik berbasis budaya dan sumber daya lokal.
Tujuan lainnya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memproduksi barang atau jasa yang memiliki daya tarik bagi wisatawan yang memiliki nilai tambah.
Namun yang tak kalah penting agar desa wisata bisa berkembang secara berkelanjutan dalam memanfaatkan ekonomi kreatif sebagai pilar utama pertumbuhan pariwsata di Kabupaten Donggala.
Hadir sebagai pemateri yaitu Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah (Nency Ainun, S.STP., M.Si), dan Ketua Desa Wisata Pentingsari, Sleman, Yogyakarta (Ir. Ciptaningtias), serta Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Direktorat Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenparekraf (Yanuar Arief, SE).
Pentingnya pelatihan ini disampaikan oleh Kepala Dispar Donggala, Muhammad, S.STP., M.Si yang menekankan kesiapan aparat dan masyarakat desa untuk menjad Desa Wisata harus memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah.