DONGGALA, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemkab Donggala melalui Dinas Pariwisata (Dispar) telah melaksanakan kegiatan pelatihan pemandu geowisata, dan pelatihan pengamatan identifikasi burung, yang diikuti para Kepala Desa dan Lurah, serta pengelola objek wisata se-Kabupaten Donggala, belum lama ini.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Donggala, Muhammad, di kantornya, Selasa (28/5/2023) menjelaskan bahwa dua pelatihan tersebut baru pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Donggala. Ia berharap, ke depannya para aparat desa atau kelurahan dan pemandu geowisata dapat menjaga dan melestarikan alam yang dijadikan sebagai objek wisata.
“Pelatihan ini tentu diharapkan juga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, serta berefek pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah,” ujarnya.
Muhammad menjelaskan, bahwa Kabupaten Donggala memiliki bentang alam yang menarik dan unik, mulai dari pantai, pegunungan, danau, sungai, hutan, goa dan keanekaragaman hayati, di mana terdapat pula berbagai macam jenis burung endemik, yang dapat dikembangkan dan dilestarikan sebagai objek wisata. Semua keunggulan alam Kabupaten Donggala tersebut dikenal dengan istilah geowisata.
Geowisata atau geotourism merupakan pariwisata minat khusus, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam, batuan dan fenomena alam, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan, wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam, antara lain gunung berapi, danau, sumber air panas, pantai, sungai dan lain sebagainya.
“Geowisata hadir sebagai sebuah solusi, bagaimana cara manusia memanfaatkan kekayaan geologi untuk pengembangkan dan peningkatkan kapasitas sumber daya manusia pariwisata, sekaligus meningkatkan ekonomi yang berwawasan lingkungan,” ujar Muhammad.
Ia juga menegaskan bahwa pemandu geowisata dan indentifikasi burung harus mampu mengenal lebih baik potensi geowisata dan keanekaragaman burung, sebagai daya tarik wisata di wilayah Kabupaten Donggala, serta mempromosikan secara luas baik situs sejarah alam maupun destinasi lainnya.
“Pemahaman dan pengetahuan secara teori maupun prosedur pemanduan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan digitalisasi,” tandasnya.
Kegiatan pelatihan pemandu geowisata dan pelatihan pengamatan identifikasi burung yang dilaksanakan selama tiga pada 20—22 Mei 2024, menghadirkan enam narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing.
Yakni Hajek Jirl (Pengusaha Warga Negara Republik Ceko dan Produser konferensi di Perusahaan Marcus Evans London Inggris), Nurlin (Ketua DPD HPI Sulteng dan Pemandu Gunung), Herman Sasia SH (Kasi Pengelolaan Taman Nasional Lore Lindu Wilayah III Tongoa Sigi BBTN Lore Lindu), Imam Widodo (Ketua Umum DPP HPI, Tour Guide dan Tour Leader), Fachry Nur Mallo (Akademisi dan Pengurus Walacea) dan Dr. Drs. H. Syuaib Djafar, M.Si (Penulis, Budayawan, Akademisi dan Mantan Kadis Pariwisata Sulteng). HID