PALU, MERCUSUAR – Banyaknya bantuan logistik dari lembaga kemanusiaan dan pemerintah kepada korban bencana alam di Sulteng, sebagian besar tepat distribusi karena sistem koordinasi yang dilakukan sudah tepat. Penerima manfaat pun bisa menikmatinya secara maksimal.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Sosial Sulteng Ridwan Mumu mewakili gubernur saat membuka Lokakarya Pembelajaran Distribusi Logistik Penanganan Masyarakat Terdampak Pascabencana di Sulteng, di aula Rektorat Universitas Muhammadiyah Palu, Kamis (21/2/2019).
Kegiatan ini digelar Humanitarian Forum Indonesia (HFI) didukung Wahana Visi Indonesia (WVI).
“Pascabencana alam gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang melanda beberapa daerah di Sulteng, berbagai pihak mulai dari instansi pemerintah hingga swasta atau Non-Government Organization (NGO) baik dalam negeri maupun mancanegara, secara massif memberikan bantuan bagi upaya pemulihan masyarakat terdampak,” ujarnya.
Ridwan Mumu menyebutkan, selama masa tanggap darurat pertama dan kedua, serta masa transisi darurat pascabencana, banyak sekali bantuan logistik yang diterima untuk upaya pemulihan, baik yang diterima langsung melalui Pemda, maupun melalui lembaga-lembaga kemanusiaan.
“Koordinasi mutlak menjadi kata kunci penentu keberhasilan distribusi bantuan kemanusiaan, mengingat pada saat bersamaan kita dihadapi segala keterbatasan akses komunikasi, konektivitas, dan transportasi,” kata Ridwan.
Pada kesempatan tersebut, Ridwan juga menyampaikan harapan gubernur agar kegiatan tersebut dapat menambah sejumlah informasi di antara peserta yang terdiri dari lembaga pemerintah mulai dari tingkat pusat seperti BNPS, Kemensos, Kemen-PUPR, Kemendikbud, KPPPA dan Kemenkes, hingga tingkat pemerintah daerah, lembaga-lembaga kemanusiaan, serta perwakilan klaster-klaster, terkait metode pendistribusian logistik pascabencana yang lebih efektif dan efisien.
“Saya berharap semua pihak dapat terbuka. Dengan begitu, semoga hasil lokakarya ini dapat memperkaya dokumentasi kegiatan penanggulangan bencana di Indonesia, utamanya bagi Provinsi Sulteng,“ pungkasnya.
Andi Sultan, salah satu peserta lokakarya, mengatakan kegiatan tersebut, memberikan pencerahan, terkait pendistribusian logistik selama penanganan bencana sehingga tidak tumpang tindih. “Karena distribusi yang tidak merata, akan memunculkan konflik sosial,” tutupnya. NDA