PALU, MERCUSUAR – Proses rehab-rekon kampus Universitas Tadulako (Untad) Palu saat ini terus berjalan. Proses tersebut lebih memprioritaskan rehab ruang kuliah yang mengalami kerusakan ringan, agar bisa segera digunakan dan ditarget tahun 2021 rehap-rekon selesai.
Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Sulteng, Ferdinan Kanalo mengatakan di kampus Untad banyak bangunan yang mengalami kerusakan, baik ringan, sedang maupun berat.
Namun untuk saat ini lebih memprioritaskan rehab rusak ringan agar segera bisa digunakan, terutama ruang perkuliahan dan serba guna.
Apalagi, kata dia, proses lelang rehab bangunan serba guna telah dilakukan.
Menurut Ferdinan, proses rehab-rekon di kampus Untad tidak semudah membalikan telapak tangan, apalagi anggaran yang digunakan merupakan dana pinjaman dari word band, sehingga ada mekanisme yang harus dilalui.
Contohnya, kata dia, harus dilihat apakah bangunan itu memang layak atau tidak untuk direhab, jangan sampai setelah direhab justru roboh saat datang gempa.
“Ada beberapa bangunan yang sementara dikerjakan, dan juga ada yang sudah ditender. Proses rehab-rekon di Untad terus berjalan dan ditarger tahun 2021 semuanya sudah selesai,” kata Ferdinan, Minggu (5/4/2020).
Ferdinan mengungkapkan perekerjaan rehab-rekon yang dilakukan di Untad, diantaranya rehabilitasi Untad Tahap 1a yaitu rehab 51 bangunan rusak ringan yang pekerjaannya sudah selesai tahun 2019.
Selanjutnya, rehabilitasi Untad Tahap 1b, yaitu rehab 37 bangunan rusak ringan yang sedang kontrak atau proses konstruksi. Rehabilitasi Untad tahap 1c, yaitu rehab 55 bangunan rusak ringan yang sedang dalam proses lelang.
Selain itu, lanjut dia, pembangunan gedung serbaguna Untad 1d-Tahap 1, yaitu delapan unit Gedung yang sedang Lelang, dimana menggunakan alokasi dana kurang lebih Rp80 miliar.
Pembangunan dua gedung serba guna Untad 1d-Tahap II yang sedang lelang dengan alokasi dana Rp20 miliar.
Ferdinan juga mengungkapkan bahwa pemerintah menginginkan percepatan rehab gedung lainnya yang ada di kampus Untad, namun terbelenggu dengan konsultan yang lingkupnya terlalu luas.
“Kita sudah punya konsultan baru, semoga konsultan ini bisa dipercepat. Ada juga rencana pembuatan master plan baru,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa satu tahun sebelumya, pihaknya mengalami kendala dalam proses rehab-rekon di Untad, sebab belum adanya dokumen lingkungan dan master plan baru pascabencana.
“Dalam hal ini siapa yang mau disalahkan, sementara pejabat yang baru tidak mengetahui master plan itu karena ada pada pejabat lama. Kampus Untad banyak bangunan yang rusak, kita harus bisa menyakinan pihak pendonor dalam hal ini Word Bank, sebab ada aturan yang diminta pihak pendonor seperti harus ada dokumen lingkungan dan data forensik jika itu dilakukan rehab,” kata dia.
Walau begitu banyak masalah kompleks, tambanhnya, namun proses rehab-rekon di Untad terus berjalan dan ditergetkan tahun 2021 semua sudah selesai. TIN