DKP Panen Nila Kolam Terpal

FOTO DKP PANEN

SIGI, MERCUSUAR – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng menggelar panen ikan jenis Nila Gesit yang dibudidayakan melalui sarana tambak terpal di UPT Balai Perbenihan dan Perikanan DKP Sulteng Desa Tulo, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Jumat (21/8/2020).

Kepala DKP Sulteng, Muh Arif Latjuba menyampaikan budidaya komoditas Nila Gesit dengan menggunakan kolam terpal merupakan salah satu inovasi yang didorong kepada masyarakat, untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, di tengah keterbatasan suplai air pascabencana tahun 2018 lalu.

Diketahui, pascabencana gempa bumi pada 28 September 2018 saluran irigasi Gumbasa yang menjadi sumber air bagi Kabupaten Sigi dan sekitarnya mengalami gangguan, sehingga tidak dapat mendistribusikan air secara normal, termasuk bagi para petambak ikan air tawar.

“Karena itu disiasati dengan inovasi penggunaan terpal, serta bibit ikan yang bisa beradaptasi dengan kondisi air yang minim. Inovasi ini diyakini dapat menjawab kondisi kekurangan pasokan air dari irigasi Gumbasa,” ujar Arif.

Jenis ikan Nila Gesit disebut juga relatif mudah untuk dipelihara, tidak memerlukan perlakuan khusus terkait sumber airnya, yakni dapat berproduksi maksimal meski tidak memerlukan air deras. Selama proses pemeliharaan, hanya dilakukan proses penggantian air sekali dalam kurun sebulan.

Masa penaburan benih hingga panen ikan tersebut berlangsung sekira lima bulan, dengan tingkat keberhasilan sekira 70 persen jika diukur dari hasil panen. “Sangat berbeda perlakuan terhadap jenis ikan air tawarnya lainnya. Kalau misalnya ikan air tawar lain seperti jenis ikan mas perlu air deras. Tapi kalau ikan nila gesit cukup air tenang, sudah bisa menghasilkan panen yang optimal,” jelasnya.

Kepala UPT Perbenihan, Huriah Fatimah menambahkan sumber air tambak di UPT Perbenihan dan Perikanan Desa Tulo berasal dari air tanah dengan menggunakan sumur suntik, hingga pasokannya tidak terlalu bergantung dari Irigasi Gumbasa.

Ia juga mengungkapkan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin agar seluruh unit perbenihan di lingkungan DKP Sulteng bisa kembali berproduksi.

“Alhamdulillah, dari enam BBI sudah berproduksi. Tinggal yang di Desa Bolapapu belum berproduksi karena sering dilanda bencana banjir bandang. Sedangkan yang di Lauwa sulit distribusi benih ke lokasi itu,” kata Huriah. IEA

Pos terkait