SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) mengembangkan budidaya ikan dengan teknologi sistem bioflok.
Teknologi sistem bioflok tersebut, berupa kolam bundar berdiameter tiga meter dan tinggi 1,5 meter, dengan bahan terpal dan rangka besi.
Demikian dikatakan Kepala DKPP Sigi, Rahmad Iqbal Nurkhalish pada wartawan Media ini via handphone, Kamis (16/7/2020).
Menurutnya, pengembangan budidaya ikan system bioflok sudah dilakukan di beberapa lokasi, diantaranya di hunian sementara (Huntara) di Desa Lolu dan di halaman Kantor Dinas KPP Sigi di Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru.
“Dengan pengembangan perikanan sistem bioflok diharapkan dapat memicu dan meningkatkan ekonomi pelaku perikanan di Sigi, serta membangkitkan pengembangan usaha budidaya perikanan,” jelasnya.
Lanjut Rahmad, sistem bioflok dapat menghemat penggunaan air, mengingat saat ini sulit mendapatkan air dengan jumlah banyak. “Setiap kolam bioflok dapat menampung 500 hingga 1000 ekor ikan,” katanya.
Dijelaskanya, ikan nila dipilih untuk komoditas lanjutan sistem bioflok, karena ikan nila termasuk kelompok herbivore, hingga proses pembesarannya lebih cepat.
Selain itu, ikan nila juga mampu mencerna flok yang tersusun atas berbagai mikroorganisme, yaitu bakteri, algae, zooplankton, fitoplankton dan bahan organik sebagai bagian sumber pakannya. Hal Itu menguntungkan dalam budidaya di kolam. “Budidaya ikan nila sistem bioflok memiliki sejumlah keunggulan, seperti meningkatkan kelangsungan hidup (survival rate/SR) hingga lebih dari 90 persen dan tanpa pergantian air,” tutupnya. AJI