PALU, MERCUSUAR – Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW DMI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyalurkan 800 paket kurban kepada warga duafa yang berada di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, untuk membantu kebutuhan pangan mereka.
“Daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat, menjadi wujud kepedulian DMI untuk berbagi bersama masyarakat di momentum Iduladha 1443 Hijriah, yang tidak lepas dari visi besar memakmurkan dan dimakmurkan masjid,” ujar Ketua Panitia Kurban PW DMI Sulteng, Abd. Chair A. Mahmud, di Palu, Senin (11/7/2022).
Abd. Chair menerangkan, 800 paket kurban diberikan kepada 800 warga di Palu, Sigi dan Donggala. Daging yang disalurkan, berasal dari 13 sapi yang disembelih oleh PW DMI Sulteng, di Palu, Senin (11/7/2022).
Ia menguraikan, 12 sapi yang disembelih terdiri dari 11 sapi berasal Ketua Umum PW DMI Sulteng Ahmad M. Ali bersama keluarga, kemudian satu sapi dari gabungan pengurus PW DMI Sulteng dan satu sapi lainnya berasal dari keluarga Moh. Fahruddin Yunus.
“Berkurban adalah simbol ketulusan dan keikhlasan menjalankan perintah Allah, sekaligus ketulusan dan keikhlasan untuk berbagi, tolong menolong, demi mempercepat pembangunan kemakmuran umat. Kita berdoa semoga mereka yang telah dengan tulus dan ikhlas untuk berkurban, mendapat imbalan dan balasan di sisi Allah,” ujarnya.
Abd. Chair juga menegaskan, hewan kurban jenis sapi yang disembelih dipastikan aman dan sehat dari penyakit mulut dan kuku (PMK), serta memenuhi ketentuan dalam kurban.
Bahkan, ujar dia, pihaknya melibatkan tim kesehatan hewan dari Dinas Peternakan Provinsi Sulteng, untuk memeriksa hewan kurban sebelum disembelih.
“Kami juga mengucapkan terima kasih dari Pemprov Sulteng yang telah bersedia terlibat dalam pemeriksaan hewan kurban. Hal ini untuk memastikan keamanan dan kesehatan hewan,” ujarnya.
Ibadah kurban adalah simbol kesiapan mengorbankan ego pribadi, demi tujuan yang lebih mulia.
“Digantikannya Nabi Ismail oleh Tuhan dengan seekor domba adalah simbol yang menunjukkan bagaimana kita harus menyembelih tabiat hewani dalam diri kita (seperti rakus, tamak, egois), dan menghidupkan tabiat ”Ismail”, tabiat fitrah manusiawi yang lemah lembut, penuh kasih, dan tidak mementingkan diri sendiri,” ujarnya. */JEF