Emak Emak di Poso Turun ke Jalan, Tuntut Ketersediaan Dokter Ahli Kandungan

DEMO-264d232a
Puluhan emak emak di Poso, saat menggelar aksi turun ke jalan menyuarakan pengisian kekosongan dokter ahli kandungan di RSUD Poso, Jumat (19/8/2022). RUSLI/MS

POSO, MERCUSUAR – Puluhan emak-emak di Kota Poso menggelar aksi turun ke jalan, Jumat (19/8/2022). Puluhan emak-emak yang mengatasnamakan Front Solidaritas Untuk Poso itu, menggelar aksi sekaligus melakukan penggalangan dana, menyusul tidak adanya dokter ahli kandungan di RSUD Poso yang lowong, dalam beberapa bulan terakhir.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas, atas situasi yang tengah dihadapi oleh masyarakat, terutama kaum ibu yang ada di Kabupaten Poso, yang meminta agar pemerintah daerah segera mengisi kekosongan dokter ahli kandungan di RSUD Poso. 

“Masa kalau ada ibu mau melahirkan di Poso, harus dirujuk ke rumah sakit di Palu, Parigi atau Ampana,” teriak sejumlah emak-emak dalam aksinya.

Aksi emak-emak yang menggunakan daster dengan balon di perutnya (layaknya orang hamil), berjalan kaki sepanjang Kota Poso menuju Gedung DPRD Poso, untuk menyuarakan aspirasinya. 

Sambil berjalan, para emak-emak ini berteriak  protes kepada Pemkab Poso, yang dinilai tidak mampu mengatasi kesediaan dokter kandungan di RSUD Poso. Mereka pun menyampaikan yel-yel warga Poso dilarang hamil ataupun melahirkan, karena RSUD Poso tidak serius merekrut dokter ahli kandungan, yang mengakibatkan pasien melahirkan harus di rujuk ke rumah sakit lain.

“Ketiadaan dokter kandungan hampir 6 bulan lebih di RSUD Poso ini secara halus sama saja mau bilang orang Poso dilarang melahirkan,” ucap salah satu pendemo.

Ketua Badan Eksekutif Solidaritas Perempuan Suntuwu Maroso Poso, Evani Hamsah di hadapan para anggota DPRD Poso menyampaikan, dengan tidak adanya dokter kandungan di RSUD Poso membuat perempuan-perempuan di Poso sangat menderita. Menurutnya, hal ini lebih diperparah lagi dengan tidak adanya perhatian pemerintah daerah atas kondisi tersebut.

Ditambahkan, penggalangan dana yang dilakukan oleh para masyarakat di Poso  saat ini, merupakan bentuk keprihatinan terhadap kondisi layanan kesehatan di RSUD Poso.

Kata dia, dari data solidaritas perempuan yang telah dihimpun, terdapat 27 perempuan yang mengalami kondisi kesulitan dalam menerima pelayanan kesehatan.

“Ketiadaan dokter kandungan di Poso yang dibalas dengan rencana pembangunan Rumah Sakit baru melalui peminjaman dana kepada pihak ketiga, dimana langkah tersebut sangat tidak tepat. Maka dari itu, melalui kesempatan ini kami Front Solidaritas Untuk Poso menolak dengan tegas atas rencana pembangunan tersebut,” tegas Eva.

Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Poso, Romy S. Alimin yang menerima perwakilan peserta aksi mengatakan, pihaknya siap menerima dan menindaklanjuti apa yang menjadi permintaan para pendemo.

Menurutnya, terkait kekosongan tenaga dokter ahli kandungan di RSUD Poso, Komisi I DPRD Poso telah beberapa kali mengundang Dinas Kesehatan dan pihak terkait lainnya. Berdasarkan penjelasan pihak Dinas kesehatan, bahwa tidak adanya dokter kandungan di RSUD Poso salah satunya diakibatkan oleh insentif yang dianggap terlalu kecil.

“Kita sudah tindak lanjuti keluhan masyarakat Poso terkait kekosongan dokter Kandungan, intinya terkendala pada insentif. Maka dari itu melalui anggaran perubahan Pemda telah menganggarkan anggaran yang cukup besar untuk diberikan kepada dokter ahli termasuk dokter ahli kandungan,” terang Romy.

Usai menyampaikan aspirasi dihadapan anggota DPRD Poso, puluhan emak emak dengan pengawalan ketat anggota Kepolisian Resort Poso langsung membubarkan diri dengan tertib. ULY

Pos terkait