PALU, MERCUSUAR – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD Sulteng menggelar lomba Baca Kitab Kuning IV di aula DPW PKS Sulteng, Rabu (2/12/2020) malam.
Lomba Baca Kitab Kuning IV tingkat Sulteng itu diikuti para santri yang berasal dari berbagai ponpes di Sulteng, yakni Ponpes Modern Al-Istiqamah Ngatabaru, Ponpes Raudhatul Mustafa Lil Khairaat, Ponpes Al-Anwarul Quran, Ponpes Manbaus Sholihin Al-Charamain, Ma’had Thalhah bin Ubaidillah, Ponpes Darul Hikmah Luwuk, Ponpes Gontor Putri Poso, dan Rumah Quran Banua Quran.
Ketua Panitia, Sri Atun menyebutkan kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian PKS dalam melestarikan tradisi pesantren. Lomba Baca Kitab Kuning merupakan program dari F-PKS DPR RI, yang melibatkan seluruh F-PKS di daerah.
Ketua F-PKS DPR RI, Jazuli Juwaini dalam sambutannya saat membuka secara virtual kegiatan itu, berharap lomba tersebut menjadi bagian dari kebaikan yang terus disebar dan dilaksanakan oleh PKS kepada umat. Kebaikan tersebut harus terus ditebarkan, meskipun saat ini situasinya sedang terbatas akibat pandemi Covid-19.
“Semangat melaksanakan dan menyebarkan kebaikan tidak boleh surut, hanya karena keterbatasan sarana,” kata Jazuli.
Hal itu, urai dia, sesuai dengan salah satu risalah perjuangan PKS, yakni keumatan. Artinya, F-PKS harus menjadi garda terdepan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, harus berjuang untuk kepentingan seluruh umat beragama sesuai UUD 1945. “PKS terus berjuang agar seluruh umat dapat menjalankan agama secara tenang dan damai,” imbuhnya.
Dia menambahkan, keberadaan ponpes di Indonesia sangat istimewa, karena memiliki jasa besar dalam mencerdaskan putra putri bangsa Indonesia. Bahkan, ponpes yang telah hadir sebelum kemerdekaan Indonesia juga berperan besar dalam memerdekakan Indonesia.
Ketua DPW PKS Sulteng, Muh Wahyuddin menerangkan meskipun secara nasional tahun ini merupakan kali keempat dilaksanakan, tetapi di Sulteng baru pelaksanaan ketiga. Sebab tahun 2018 kegiatan yang sama urung dilaksanakan di Sulteng akibat adanya bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi.
Kegiatan tahun ini juga disebut istimewa, karena menjadi kegiatan resmi pertama yang menggunakan logo baru PKS setelah diresmikan pada Munas V lalu.
Dijelaskannya, kegiatan tersebut merupakan bagian dari penghargaan PKS kepada para santri sebagai pembelajar yang memiliki keistimewaan. Keistimewaan tersebut karena tidak semua orang mampu membaca kitab kuning, karena harus mampu menguasai ilmu nahwu dan sharf. “Tidak mudah karena harus menguasai nahwu dan sharf, dan harus bertahan dalam waktu yang lama. Maka kalau tidak sabar maka tidak akan bisa,” ujar Wahyuddin.
Selain itu, dengan adanya lomba tersebut diharapkan dapat menjadi bagian menjaga tradisi keilmuan. Sehingga dapat memotivasi pelajar atau santri lainnya. “Kemampuan itu sangat dibutuhkan oleh umat. Dengan ilmunya mereka bisa menguasai khazanah kekayaan Islam, karena mampu membaca langsung dari kitab aslinya,” katanya.
Ia berharap para peserta lomba nantinya ada yang mendapatkan predikat juara hingga ke tingkat pusat.
Secara khusus Wahyuddin juga berterima kasih kepada seluruh ponpes yang telah mengirimkan perwakilannya untuk menjadi peserta, utamanya ponpes yang berasal dari luar Kota Palu, yakni Ponpes Darul Hikmah Luwuk dan Ponpes Gontor Putri Poso.
Lomba tingkat nasional nantinya akan digelar secara virtual. Juara utama akan mendapatkan hadiah berangkat ibadah Umrah ke tanah suci. “Harapan kali ini Insya Allah ada dari Sulteng yang juara,” kata Wahyuddin. IEA