PARIGI, MERCUSUAR – Pengurus Cabang (PC) Fatayat Nahdhatul Ulama (NU) Kabupaten Parigi Moutong (Parmout), bersama dengan berbagai elemen masyarakat, menyatakan sikap siap bersinergi dengan Polri, dalam menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif, menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024 mendatang.
Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Parigi Moutong, Ni’ma Basgevan mengharapkan, masyarakat Parmout mampu menolak paham radikalisme dan intoleransi berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, ia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan berita hoaks, isu SARA dan ujaran kebencian.
“PC Fatayat NU Parigi Moutong siap menangkal segala upaya yang dapat memecah belah kerukunan antarumat beragama. Mari rasa persatuan dan kesatuan, agar keharmonisan masyarakat Parigi Moutong yang sudah terjalin dengan baik selama ini tetap terawatt,” tegas Ni’ma.
DUKUNG PROGRAM PENANGANAN COVID-19
Selain itu, Ni’ma juga menyampaikan pihaknya mendukung upaya yang dilakukan pemerintah, dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dengan terus menerapkan protokol kesehatan (prokes), serta mendukung program vaksinasi.
“Selama ini organisasi perempuan Fatayat NU sangat membantu pemerintah dalam pembangunan, utamanya dengan menjadi agen edukasi disiplin protokol kesehatan,” ungkapnya.
PC Fatayat NU Parmout, lanjutnya, turut menyikapi terkait masih rendahnya angka keterwakilan perempuan di parlemen, sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap isu dan kebijakan terkait kesetaraan gender, serta belum mampu merespon masalah utama yang dihadapi oleh perempuan.
Saat ini partisipasi perempuan Indonesia di parlemen masih dibawah 30 persen. Khusus di DPRD Kabupaten Parmout, dari 40 kursi hanya 5 orang keterwakilan perempuan yang seharusnya minimal berjumlah 12.
“Peningkatan partisipasi perempuan sangat penting, supaya pengambilan keputusan politik lebih akomodatif dan substansial. Selain itu, menguatkan demokrasi yang senantiasa memberikan gagasan terkait perundang-undangan yang pro terhadap perempuan dan anak di ruang publik,” pungkas Ni’ma. */IEA