PALU, MERCUSUAR – Gempabumi berkekuatan 5.0 mengguncang wilayah Sigi, Jumat (21/8/2020) malam. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam rilis persnya terkait gempabumi tersebut mengatakan, gempa tektonik terjadi pada pukul 18.35.58 WIB, di mana berdasarkan hasil analisis BMKG, episenter gempabumi terletak pada koordinat 1,49 LS dan 120,02 BT, atau tepatnya berlokasi di darat, pada jarak 48 km arah Selatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, pada kedalaman 10 km.
Dalam rilis tersebut, Rahmat menjelaskan, terkait jenis dan mekanisme gempabumi, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal, akibat adanya aktifitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike-slip fault ).
Sementara itu, Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono, dalam cuitannya di akun twitternya, @DaryonoBMKG, Jumat (21/8/2020) pukul 20.57 WITA mengatakan, gempa bumi berkekuatan 5.0 ini terjadi karena aktivitas sesar di Zona Lore Lindu Fracture. Dilansir dari Kompas.com, Lore Lindu Fracture Zone merupakan kelompok micro-fault yang selama ini aktif memicu gempa dengan magnitudo kecil. Menurut Mudrik R. Daryono, peneliti gempa LIPI, zona sesar Lore-Lindu terletak diantara Sesar Malei, Graben Palolo, dan Sesar Palukoro. Di zona ini terdapat banyak garis-garis sesar dengan arah yang tidak ada keseragaman. Sesar-sesar ini ditunjukkan oleh lembah sungai yang memanjang. Didalam zona ini terdapat Lembah Napu, Lembah Bada, Lembah Lindu dan Lembah Besoa.
Adapun dampak gempabumi tersebut, guncangannya dirasakan di daerah Sigi, III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ), Poso II-III MMI, Tobadak II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan, gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Hingga Jumat (21/8/2020) pukul 18.48 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Pihak BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, serta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa, yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali kedalam rumah.
Pihak BMKG juga mengatakan, informasi resmi hanya bersumber dari BMKG, yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi, yakni Instagram/Twitter @infoBMKG, website http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id, atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg. */JEF