PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulteng, Longki Djanggola menyebutkan berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulteng bahwa prevalensi atau korban terpapar narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) di Sulteng 36.594 jiwa atau 1,70 persen dari total penduduk sekira 3 juta jiwa.
Narkoba sangat dekat dengan kelompok usia produktif, yaitu dari rentang usia 10 sampai 59 tahun, termasuk di dalamnya pelajar, mahasiswa dan pekerja kantoran. Olehnya, remaja menjadi garda depan di sekolah masing-masing.
“Jadi saya minta dengan sangat adik-adik camkan dengan baik kiat-kiat dari narasumber,” kata Gubernur dalam sambutannya dihadapan puluhan pelajar SMA/SMK, guru pembimbing dan anggota karang taruna saat membuka Workshop Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Provinsi Sulteng bertema ‘Remaja Berprestasi Sehat Tanpa Narkoba’ yang difasilitasi Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial dan Kemasyarakatan (Adm Kesosmas) Setdaprov Sulteng di salah satu hotel di Palu, Senin (4/11/2019).
Gubernur mengingatkan agar para remaja berhati-hati dengan iming-iming hadiah untuk terlibat peredaran narkotika dan obat terlarang (Narkoba). Sebab tertangkapnya beberapa remaja sebagai kurir narkoba, tidak lepas dari dangkalnya pengetahuan dan mentalitas yang rapuh, hingga mudah dibujuk rayu bandar narkoba seperti kejadian belum lama ini di Palu. “Hati-hati jika ada tawaran-tawaran dengan imbalan uang yang besar,” pesannya pada kegiatan yang menampilkan narasumber antara lain Kepala BNNP Sulteng, Brigjen Pol Suyono dan Karo Administrasi Kesosmas Setdaprov, Siti Hasbiah Zaenong itu.
Olehnya, Gubernur berharap lewat workshop itu pengetahuan peserta tidak lagi dangkal dan juga tidak apatis dalam menyikapi fenomena penyalahgunaan narkoba di Sulteng.
Pada kesempatan itu, ia mendorong agar pelajar bisa tampil menjadi agen penyuluh ke teman-teman sebayanya. “Fokuslah belajar dan jaga lingkunganmu dari narkoba,” tegas Gubernur. BOB