Gubernur: Bromangge Bukan Sekadar Komunitas Sepeda Biasa

FOTO BROMANGGE

“BROMANGGE yang sekarang baru berusia setahun bukan menjadi sekadar komunitas sepeda biasa. Selain aktif bersepeda atau gowes ke tempat-tempat wisata, komunitas ini juga aktif di bidang sosial, seperti tanam pohon dan menyalurkan bantuan ke korban bencana,” kata Gubernur Sulteng, Longki Djanggola.

Ia mengemukakan hal itu saat menghadiri syukuran ulang tahun pertama Bromangge di Jalan M Yamin atau jalur dua, tepatnya di halaman kantor Bank Mandiri, Minggu (11/4/2021) pagi.

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid juga sempat bergabung meski tak lama. Suasananya cukup semarak karena bertepatan dengan Car Free Day (CFD) di area itu.

Menurut Longki, ia beberapa kali mengikuti kegiatan Bromangge. Karenanya ia tahu persis, selain mereka aktif bersepeda juga banyak melakukan kegiatan sosial. Misalnya, Bromangge ikut menyalurkan bantuan untuk korban bencana di Sulawesi Barat.

“Semoga klub-klub sepeda lainnya juga dapat mengikuti seperti yang dilakukan Bromangge. Bersepeda untuk kesehatan dan punya kepedulian sosial di bidang lainnya,” kata Longki.

Ia juga mendukung kebijakan Wali Kota Palu memberlakukan CFD di kawasan itu. Selain warga menjadikan tempat olahraga, juga warga dapat memanfaatkan untuk berjualan di pinggir jalan. Dengan begitu warga yang memiliki barang dapat menjajakan ke pengunjung, seperti makanan dan minuman.

Ketua Bormangge, Zulfikar menjelaskan, sebenarnya ulang tahun komunitas sepeda yang dipimpinnya itu pada bulan Desember. Namun karena kondisi tak memungkinkan baru kali ini dilakukan syukuran.

Om Fikar (panggilan akrab di komunitasnya) kemudian memotong nasi tumpeng lalu diserahkan ke Longki Djanggola. Puluhan anggota Bromangge ikut hadir antara lain Mashuri A. Rahim, Mujib Abd Karim, AKBP Sirajudin Ramli, dan lainnya.

Sejumlah wartawan juga ikut hadir. Mereka yang tergabung dalam komunitas gowes wartawan, Jou Tube, gowes bersama Gubernur Sulteng dari Jalan Zebra ke tempat itu. Setelah selesai, mereka melanjutkan gowes sampai ke tempat permandian di Pantai Tipo.

Kemudian yang menarik, Bromangge tidak hanya menyediakan aneka makanan di tempat acara itu. Tetapi ada beberapa tempat penjual kudapan seperti putu, nasi kuning, dan aneka kue lainnya di pinggir jalan dapat dinikmati secara gratis. Penjualnya akan menawarkan kepada siapa saja yang lewat untuk singgah menikmati kudapan secara gratis dari Bromangge.

“Bromangge juga ingin memberdayakan para penjual di sepanjang jalan ini. Siapa saja yang yang ingin menikmati silakan, dan secara gratis,” kata Om Fikar.

NAMA BROMANGGE

Nama Bromangge adalah penggabungan kata brother dan mangge. Brother artinya saudara. Sedangkan mangge adalah bahasa suku Kaili, salah satu suku asli di Palu yang artinya om. Jadi Bromangge itu sebenarnya artinya saudara atau om. Oleh karena itu panggilan untuk anggotanya adalah Om.

Ada tiga pendiri Bromangge. Ketiganya, Om Fikar, Om Uri, dan Om Haris Abdullah. Dari tiga orang itu kemudian berkembang menjadi puluhan orang. Mereka dari berbagai latar belakang.

Menurut Om Fikar, mereka rutin mengadakan gobar alias gowes bareng. Namun lokasi yang dipilih biasanya harus punya nilai-nilai pariwisata sehingga bisa dipromosikan juga via akun media sosial para anggotanya. 

“Misalnya keliling Kota Palu nanti finishnya di tempat yang punya nilai historis. Contoh ke Rumah Banua Oge. Di sana kita foto-foto, upload ke media sosial agar banyak orang yang makin tahu soal Palu,” jelasnya. MAN

Pos terkait