Gubernur Dorong Penguatan Hukum Adat

Audiensi BMA Sulteng bersama Gubenur Sulteng, Anwar Hafid, Selasa (2/9/2025). FOTO: RESTI ANANDA/MS

PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulteng, Anwar Hafid menerima audiensi pengurus Badan Musyawarah Adat (BMA) Provinsi Sulteng, di ruang kerjanya, Selasa (2/9/2025).

Selain menjadi ajang silaturahmi, pertemuan tersebut juga membahas rencana pelaksanaan Musyawarah Daerah BMA. Pada kesempatan itu, Anwar Hafid menyampaikan penguatan lembaga adat telah menjadi bagian dari visi-misi dirinya bersama Wakil Gubernur, dr. Reny A. Lamadjido, khususnya pada pilar BERANI Berkah yang sudah tertuang dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulteng.

“BERANI Berkah adalah program yang menekankan nilai-nilai religius dan kearifan lokal. Karena itu, lembaga adat kita harus menjadi salah satu pilar pembangunan daerah. Saya meyakini, BMA memiliki peran strategis dalam menjaga nilai-nilai tersebut,” ujarnya.

Anwar juga menuturkan, tesis akademik yang ditulisnya tentang penerapan nilai religius dan kearifan lokal dalam kepemimpinan pemerintahan mempertegas pandangannya. Ia menemukan bahwa kepemimpinan yang kuat bertumpu pada dua hal, yakni kebersamaan (berjemaah) yang ditopang nilai religius, serta kekuatan yang bersumber dari kearifan lokal.

Dalam audiensi tersebut, Anwar juga menekankan pada praktik hukum adat yang hingga kini masih relevan dan ditaati masyarakat. Ia mencontohkan, di beberapa wilayah tindak pidana ringan tidak langsung diproses ke ranah hukum formal, tetapi diselesaikan lewat jalur adat. Bahkan, urusan lingkungan seperti penebangan kayu pun hanya dapat dilakukan dengan keputusan adat.

“Kalau ini bisa kita hidupkan kembali, maka adat benar-benar menjadi kekuatan moral dan sosial dalam masyarakat kita,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya memperkuat kelembagaan adat agar memiliki simbol, struktur, dan legitimasi yang jelas. Sejalan dengan Pasal 18B UUD 1945 yang mengakui dan menghormati masyarakat hukum adat beserta hak-haknya, sepanjang sesuai perkembangan zaman dan prinsip NKRI.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Siapapun yang datang ke Sulawesi Tengah harus merasakan keamanan dan kenyamanan. Bersatu kita kuat, bersama-sama kita teguh,” pungkasnya. RES

Pos terkait