PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura, menerima langsung perwakilan aksi unjuk rasa yang oleh Liga Mahasiswa, yang menyampaikan beberapa tuntutan terkait insiden penolakan warga di Desa Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parmout).
Para perwakilan peserta aksi diterima gubernur, di Kantor Gubernur Sulteng, Senin (14/2/2022). Dalam tuntutannya, peserta aksi menyampaikan harapan, agar gubernur mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Trio Kencana, yang juga menjadi tuntutan warga di Tinombo Selatan.
Selain itu, peserta aksi juga meminta gubernur mendorong pengusutan tuntas pelaku penembakan, yang menewaskan salah seorang peserta aksi di Tinombo Selatan tersebut.
Pada kesempatan tersebut, gubernur menyampaikan berduka cita atas kejadian yang terjadi di Tinombo Selatan, dan dirinya sudah mengutus Ketua DPRD Parigi Moutong untuk menyampaikan hal tersebut kepada keluarga korban.
Gubernur juga menyampaikan kekecewaannya, karena disebut peristiwa itu terjadi karena ketidakhadirannya di tengah-tengah masyarakat. Dijelaskannya, pertemuan bersama masyarakat telah diagendakan pada Senin (14/2/2022).
“Saya sudah mengutus tim ahli ke sana dan sudah membuat pernyataan, bahwa saya akan hadir hari Senin (14/2/2022), karena saya bersama Kapolda dan Danrem, masih dalam kunjungan kerja ke Morowali, Morowali Utara, dan Poso, untuk peningkatan sebaran vaksin kepada lansia dan anak sekolah, sesuai dengan perintah Presiden, dalam rangka penanganan Covid-19 yang semakin meningkat, akhir-akhir ini. Sehingga, saya janji akan datang pada Senin,” jelas gubernur.
Selanjutnya, gubernur menjelaskan, penerbitan IUP PT Trio Kencana dilaksanakan pada 2012 lalu. Ia menanyakan, mengapa pada saat itu masyarakat tidak menolak. Olehnya, harus dilakukan kajian untuk pengusulan penciutan luas area IUP PT Trio Kencana, atau melakukan pemberhentian IUP.
“Saya tidak memiliki kewenangan untuk mencabut IUP tersebut. Saya hanya mengusulkan, sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan kepada Menteri ESDM,” ungkap gubernur.
Di sisi lain, lanjut gubernur, Provinsi Sulteng sangat membutuhkan investasi untuk meningkatkan fiskal daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulteng saat ini hanya Rp1 triliun, sehingga masih mengandalkan dana transfer pusat.
“Kita butuh investasi untuk mengelola potensi daerah kita, seperti pertanian, perikanan dan kelautan, food estate, industri perikanan. Semenjak saya dilantik, saya terus berusaha meningkatkan potensi tersebut,” tegasnya.
Gubernur juga menyampaikan, saat ini Provinsi Sulteng sudah harus mempersiapkan diri menjadi salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
“Saya tegaskan tahun 2021 angka kemiskinan kita sudah dapat kita turunkan 1 persen, dan pertumbuhan pembangunan Sulawesi Tengah sangat Tinggi. Yakinlah, saya komitmen dengan janji-janji saya. Kalau ada kesalahan, sebagai manusia biasa tolong saya dimaafkan. Saya mendukung semua aspirasi yang disampaikan, doakan saya untuk terus bisa mewujudkan semua rencana peningkatan pembangunan Sulteng ke depan,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, gubernur juga menyampaikan keyakinannya, Kapolda Sulteng akan segera menuntaskan penegakan hokum, atas peristiwa jatuhnya korban meninggal dunia pada peristiwa yang terjadi di Tinombo Selatan.
“Kita minta hukum harus ditegakkan,” tandas Gubernur. */IEA