PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura mengaku optimis angka stunting dan kemiskinan di Sulteng dapat diturunkan.
Hal itu disampaikan gubernur, usai mendengar paparan Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Sulteng, di ruang kerja gubernur, Selasa (18/1/2022).
“Kita optimis angka stunting dan kemiskinan dapat diturunkan, jika dikerjakan secara kolaborasi,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Plt. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulteng, Dr. Christina Shandra Tobondo, menyampaikan penurunan angka stunting di Provinsi Sulteng, ditargetkan sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Tahun ini, Shandra mengungkapkan, pihaknya telah mempersiapkan 3 desa di Kabupaten Sigi dan 3 desa di Kabupaten Parigi Moutong sebagai percontohan penanganan stunting yang berbasis desa. Penanganan tersebut meliputi kategori urban, rural, dan remote area.
“Ada beberapa hal yang sangat mendesak, di antaranya penetapan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang percepatan penurunan stunting,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny Calvenny Soriton, menyampaikan BKKBN mendukung program Pemprov Sulteng dalam upaya penurunan angka stunting. Dukungan tersebut, akan diwujudkan dengan memberikan data by name by address.
“Penyebab stunting paling besar adalah pola asuh yang salah, sehingga dibutuhkan sosialisasi yang masif ke masyarakat sebagai bentuk pencegahan,” kata Tenny.
Turut hadir pada pertemuan tersebut, Plt. Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng, Yudiawati V. Windarrusliana, Kadis Kesehatan Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulteng, Sitti Hasbia N. Zaenong, dan Ketua TP PKK Sulteng, Dr. Hj. Vera Rompas Mastura. */IEA