PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulteng yang diwakili Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra secara resmi membuka Musyawarah Daerah (Musda) VIII Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sulteng tahun 2025, di salah satu hotel di Palu, Sabtu (18/1/2025).
Dalam sambutannya, Komang Adi menekankan pentingnya peran bidan sebagai garda terdepan, dalam memastikan keselamatan ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan.
“Bidan menjadi sahabat terbaik, penolong keluarga, penyelamat nyawa ibu dan anak,” ujar Komang Adi.
Terkait tema Musda tersebut, yakni ‘Peran Bidan dalam Penguatan Sistem Ketahanan Nasional pada Krisis Iklim melalui Sinergi dan Kolaborasi’ ia menguraikan bahwa krisis iklim tidak hanya berdampak ke lingkungan, tetapi juga memengaruhi kualitas dan akses kesehatan masyarakat, terutama bagi ibu dan anak.
Ia melanjutkan, perubahan iklim memicu krisis pangan dan berisiko terhadap kurangnya asupan makanan, sehingga Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan stunting masih cukup tinggi. Oleh karena itu, bidan memiliki tanggung jawab strategis untuk membangun sistem kesehatan yang tangguh lewat inovasi, sinergi, dan kolaborasi antarbidang kesehatan serta lintas sektor.
“Saya berharap, kiranya setiap individu bidan selalu berupaya meningkatkan kompetensinya, agar mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta kesehatan reproduksi yang terstandar sesuai kewenangannya, dan sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum IBI, Dr. Ade Jubaedah berpesan kepada bidan yang ingin melanjutkan pendidikan, agar menempuh pendidikan profesi bidan jalur RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau), baik di institusi pendidikan negeri maupun swasta. Ia menekankan agar kualifikasi bidan dapat terpenuhi sesuai standar profesi bidan.
“Ketika pendidikan ditingkatkan, otomatis jenjang karier dan kesejahteraan akan mengikuti,” imbuh Ade.
Ia menambahkan, meningkatkan kualitas pelayanan bidan maka IBI berinovasi dengan mengembangkan aplikasi Odelia, yakni sistem pencatatan dan pelaporan rekam medis digital yang terintegrasi dengan platform Satu Sehat.
“Kita terus mengadaptasi program-program pelayanan (kesehatan) pemerintah berbasis digital,” pungkas Ade. */IEA