MAKKAH, MERCUSUAR – Jemaah haji asal Provinsi Sulteng saat ini sedang memantapkan persiapan jelang rangkaian puncak ibadah haji, yakni Wukuf di Arafah, yang dilanjutkan rangkaian di Muzdalifah dan Mina (ARMUZNA).
Ketua kelompok terbang (kloter) 12 Embarkasi Balikpapan (BPN-12), Hamzah mengungkapkan, jemaah haji asal Sulteng yang tergabung dalam kloter BPN-12 direncanakan berangkat dari hotel di Makkah menuju Arafah pada Senin (26/6/2023), atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1444 H waktu setempat.
Melalui pesan WhatsApp, Kamis (22/6/2023), Hamzah mengungkapkan secara umum kondisi jemaah haji kloter BPN-12 sehat, meskipun ada beberapa jemaah yang mengalami flu dan batuk. Keluhan tersebut juga dialami sebagian jemaah dari seluruh kloter.
Untuk menyikapinya, Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) di tiap kloter terus bersiaga dan sigap, jika sewaktu-waktu ada jemaah yang memerlukan layanan kesehatan.
“Harapan kami, semoga jemaah Sulteng secara keseluruhan tetap dalam keadaan sehat walafiat, sampai akhirnya seluruh rangkaian kewajiban haji dan umrah terlaksanakan secara sah dan sempurna, lalu kembali ke tanah air dengan membawa predikat haji mabrur, amin,” ujar Hamzah.
Sementara itu, Ketua kloter BPN-11, Nurkhairi menyampaikan seluruh petugas kloter dan jemaah melaksanakan pemantapan jelang ARMUZNA, yang digelar di salah satu hotel di Makkah, Rabu (21/6/2023) waktu setempat.
Nurkhairi mengungkapkan, ada beberapa kesimpulan yang diputuskan dalam pertemuan tersebut. Di antaranya, masing-masing kloter akan mengoordinis pengurusan konsumsi selama tidak ada layanan dari panitia.
Selanjutnya, kloter jemaah asal Sulteng tidak akan mengambil tarwiyah (menginap di Mina jelang Wukuf di Arafah) dari Maktab.
“Jika ada yang ingin melaksanakan (tarwiyah), harus siap menandatangani pernyataan tertulis untuk bertanggung jawab terhadap berbagai kemugkinan konsekuensinya,” ujar Nurkhairi, melalui pesan WhatsApp, Kamis (22/6/2023).
Ia mengungkapkan, data sementara kloter BPN-11, terdapat satu orang jemaah yang akan disafariwukufkan, karena sejak kedatangan di Makkah yang bersangkutan diinfus, dan tidak dapat mengurus kebutuhan diri sendiri.
“Ini sudah dilaporkan ke Siskohat,” imbuh Nurkhairi.
Sementara itu, satu orang jemaah lainnya, rencananya akan dibadalhajikan, karena yang bersangkutan sedang dirawat intensif di RSAS King Abdul Aziz.
“Kondisinya masih dengan peralatan medis karena penyakit jantung,” ungkap Nurkhairi.
Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan dengan pihak Maktab 57, untuk persiapan ARMUZNA jemaah diminta menggunakan koper kecil yang memuat kebutuhan masing-masing. Pergerakan jemaah ditentukan harus mengikuti arahan dari Ketua Regu dari Ketua Rombongan dari Petugas Kloter dari Maktab. IEA