Haji Mabrur, Seimbangkan Kesalehan Spiritual dan Sosial

PALU, MERCUSUAR – Seluruh jemaah haji asal Provinsi Sulteng yang telah tiba kembali di daerah masing-masing, diingatkan untuk senantiasa untuk menyeimbangkan antara kesalehan spiritual dan kesalehan sosial.

Hal itu disampaikan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Sulteng, Dr. Fahrudin D. Yambas, mewakili Gubernur Sulteng, saat menyambut secara resmi jemaah haji asal Sulteng yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 9 Debarkasi Balikpapan (BPN-9), di Asrama Haji Transit Palu, Kamis (20/7/2023).

“Haji mabrur adalah haji yang memiliki tingkat kesalehan spiritual yang sama tingginya dengan kesalehan sosial yang mengikutinya. Oleh karena itu, semoga jemaah haji Sulteng dapat menjaga ibadah dan akhlaknya, agar tetap sama kualitasnya baik saat masih berada di tanah suci maupun di daerahnya masing-masing,” ujar Fahrudin.

Ia juga meminta kepada jemaah yang telah menunaikan rukun Islam kelima tersebut, untuk dapat menjadi sumber keteladanan yang inspiratif di masyarakat, dalam hal ibadah dan kehidupan sosial.

Kloter BPN-9 tiba di Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu, pada Kamis (20/7/2023) terbagi dalam dua trip penerbangan. Trip pertama berangkat dari Balikpapan sekira pukul 07.00 WITA dan trip kedua sekira pukul 11.00 WITA. Jemaah kloter BPN-9 merupakan gabungan dari Kabupaten Banggai dan Kabupaten Parigi Moutong (Parmout). Khusus jemaah asal Kabupaten Banggai, tidak lagi menuju Asrama Haji Palu, namun langsung melanjutkan penerbangan menuju Luwuk pada Kamis (20/7/2023) siang.

Sekretaris PPIH Provinsi Sulteng, H. Muchlis Aseng melaporkan, pada pemberangkatan haji tahun ini, kuota haji Sulteng berjumlah 2.111 orang yang terdiri atas kuota utama sebanyak 1.993 orang dan kuota tambahan 118 orang. Jemaah haji asal Sulteng terbagi ke dalam delapan kloter, masing-masing enam kloter utuh dan dua kloter gabungan dengan jemaah asal Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Pada saat pemberangkatan haji lalu, ungkap Muchlis, sebanyak sembilan jemaah tidak diberangkatkan ke Embarkasi karena sakit sehingga tidak memenuhi syarat istitaah. Sementara empat jemaah lainnya dipulangkan ke daerah dari Embarkasi dengan alasan yang sama.

“Sembilan orang tidak diberangkatkan ke embarkasi karena sakit dan ada yang hamil. Masih di Asrama Haji Palu di-screening oleh Tim Kesehatan, ternyata tidak memenuhi syarat istitaah. Adapun empat jemaah dipulangkan ke daerah dari embarkasi karena sakit,” ujar Muchlis.

Selama berada di tanah suci, berdasarkan data dari SISKOHAT, jumlah jemaah haji asal Sulteng yang wafat sebanyak tujuh orang. IEA

Pos terkait