PALU, MERCUSUAR – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulteng, dr. Komang Adi Sujendra menyebutkan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) merupakan momentum, untuk menyampaikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
“HKN dijadikan momentum untuk melakukan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,” kata Komang Adi Sujendra, di ruang kerjanya, medio pekan lalu.
HKN yang pada tahun ini telah memasuki tahun ke-60, mengusung tema nasional yakni ‘Gerak Bersama, Sehat Bersama’. Komang menjelaskan, tema tersebut dipilih menggambarkan keberhasilan transformasi kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI, yang berkolaborasi dengan melibatkan berbagai pihak terkait, bertujuan meningkatkan dan mendorong masyarakat untuk hidup lebih sehat lagi.
“Agar bisa lebih produktif, sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian yang akan menjadikan Indonesia menjadi lebih maju,” ujar Komang.
Sementara itu, untuk memeriahkan peringatan HKN ke-60, Dinkes Sulteng juga melaksanakan sejumlah lomba, baik olahraga, kesenian, maupun permainan tradisional. Kegiatan tersebut, diikuti oleh sejumlah rumah sakit serta institusi pendidikan bidang kesehatan di Palu dan sekitarnya.
“Kami di Dinkes memeriahkan HKN dengan melaksanakan sejumlah kegiatan lomba, dengan mengundang peserta dari rumah sakit baik swasta maupun negeri, serta institusi pendidikan di bidang kesehatan, ada lomba-lomba olahraga, ada juga permainan tradisional, vokal grup, kesenian dero kreasi, nyanyi solo. Puncaknya akan dilaksanakan jalan santai pada 12 November 2024,” tutur Komang.
Ia juga menceritakan sejarah peringatan HKN yang berawal pada peristiwa sekitar tahun 1950-an, di mana malaria menjadi penyakit dengan jumlah penderita terbanyak dan menjangkit di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah lalu melakukan upaya pembasmian, melalui pembentukan Dinas Pembasmian Malaria pada tahun 1959 yang selanjutnya diubah menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria (KOPEM) pada Januari 1963.
Pembasmian dilakukan dengan menggunakan insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT), yang disemprotkan secara massal ke rumah-rumah warga di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung. Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh Presiden RI saat itu, Soekarno, pada 12 November 1959 di Desa Kalasan, Sleman, DIY.
Kegiatan penyemprotan DDT juga dibarengi dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat. Lima tahun kemudian, pada tahun 1964, sekitar 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria. Sejak saat itu, tanggal 12 November 1964 diperingati sebagai HKN pertama. IEA