DONGGALA, MERCUSUAR – Yayasan Bonebula memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan melakukan pelepasliaran 112 ekor tukik (anak penyu) jenis penyu sisik (Eretmochelys Imbricata), di lepas Pantai Baturoko Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Rabu (5/6/2024).
Turut hadir pada kesempatan itu, para aktivis Wahan Lingkungan Hidup (Walhi), perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala, serta warga sekitar.
Direktur Yayasan Bonebula, Andi Anwar mengatakan ratusan ekor tukik berusia dua pekan tersebut merupakan hasil penetasan dari satu indukan penyu. Sebagaimana diketahui, penyu sisik merupakan salah satu satwa yang saat ini berstatus sangat terancam punah (critically endangered).
“Telur ini hanya berasal dari satu indukan. Jumlah telur yang kami kumpulkan 120 butir, Alhamdulillah yang menetas sebanyak 112 ekor, jadi tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Sayangnya, kami hanya bisa mendapatkan 120 butir dari satu indukan. Padahal, dari Januari hingga Juni cukup banyak penyu yang bertelur di sepanjang pesisir Banawa Selatan,” ujar Andi Anwar.
Ia menuturkan, upaya konservasi penyu di kawasan pesisir Banawa Selatan masih terus dilakukan oleh Yayasan Bonebula, di tengah tantangan masifnya perburuan telur penyu oleh masyarakat sekitar.
Untuk menyiasati hal itu, Andi Anwar menyebut pihaknya melakukan kerja sama dengan masyarakat, dengan membeli telur-telur penyu dari masyarakat, dengan kisaran harga Rp1.200—Rp1.500 per butir. Anggaran yang digunakan berasal dari swadaya anggota yayasan.
“Ini upaya kami di yayasan, untuk memperbanyak jumlah telur yang bisa ditetaskan lalu dilepasliarkan ke laut. Jadi kami beli telurnya. Sekarang masih pakai konsep itu sebagai pilihan paling mungkin, yakni mengajak masyarakat untuk bermitra,” tutur Andi Anwar.
Ia menjelaskan, Yayasan Bonebula bergerak pada isu-isu keadilan ekologi pesisir dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Salah satu programnya, adalah upaya konservasi penyu yang telah berjalan selama lima tahun.
“Untuk jenisnya, yang paling sering kami temukan adalah penyu sisik dan penyu hijau. Kadang-kadang juga penyu belimbing. Kami juga kadang melakukan penyelamatan penyu yang terjebak jaring nelayan. Itu kami beli juga, karena nelayan biasanya meminta ganti rugi jaringnya yang rusak,” tandas Andi Anwar. IEA