DONGGALA, MERCUSUAR – Sebanyak 20 ribu pohon ditanam di Hutan Desa Lampo, Dusun Salubimbi, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Jumat (10/7/2020).
Aksi Penanaman pohon yang dilakukan secara simbolis oleh Bupati Donggala, Kasman Lassa merupakan inisiasi Lembaga Pengelola Hutan Desa LPHP Lampo yang didukung Yayasan Merah Putih (YMP) Sulteng, Yayasan Madani Jakarta bersama KPH Banawa Lalundu dan BPDAS HL Palu Poso, dalam rangka memperingati hari populasi internasional pada 11 Juli 2020.
Bupati Donggala, Kasman Lassa usai melakukan aksi penanaman pohon secara simbolis menyatakan dukungannya terhadap aksi tanam pohon di Hutan Desa Lampo.
Menurutnya, penanaman pohon di Hutan Desa Lampo merupakan upaya pelestarian hutan, mengingat hutan tersebut menjadi salah satu penyangga di Kabupaten Donggala sebab beberapa kecamatan sudah sesak dipenuhi pemukiman warga.
Selain terjaga kelestariannya, lanjut Kasman, hutan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat yang ada disekitarnya.
“Tanaman yang kami tanam hari ini adalah jenis tanaman pendamping seperti, kayu, tanaman buah-buahan seperti durian, alpukat, rambutan dan masih banyak jenis-jenis tanaman lainnya,” kata Bupati.
Dia mengungkapkan bahwa pemerintah mendukung Hutan Desa Lampo dalam bentuk anggaran melalui dana desa yang ada, sehingga rencana menjadikan Hutan Desa Lampo sebagai ekowisata atau wisata berbasis alam bisa tercapai. Apalagi di Hutan Desa Lampo juga ada air terjun yang cukup indah yang oleh masyarakat setempat disebut Pangasintoli.
Namun, ia juga mengakui jika saat ini infrastruktur di Hutan Desa Lampo seperti akses jalan masuk masih sangat buruk, sehingga terus dilakukan perbaikan untuk menarik para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Sementara itu, Direktur Eksekutif YMP Sulteng, Amran Tambaru mengatakan aksi tanam pohon di Desa Lampo dilakukan dalam rangka memperingati Hari Populasi Internasional.
Menurutnya, Desa Lampo merupakan salah satu desa yang telah memiliki izin perhutanan sosial, yaitu Hutan Desa.
Desa Lampo telah banyak melakukan kegiatan–kegiatan pengembangan hutan desa yang dikelola oleh LPHD Lampo, diantaranya pengembangan ekowisata air terjun yang ada di Hutan Desa Lampo, penanaman pohon, pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan yang lainnya.
Kegiatan–kegiatan tersebut selain melestarikan hutan juga dapat membantu peningkatan pendapatan masyarakat.
Di Sulteng, kata dia, salah satu pengelolaan hutan desa yang dianggap sudah mulai meningkat pengembangannya adalah LPHD Lampo, sehingga bersama pendamping yaitu Yayasan Merah Putih dan didukung oleh Yayasan Madani berkelanjutan beserta Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersepakat membangun konsensus untuk melakukan pengembangan program iklim (Proklim) di Desa Lampo.
Dia menambahkan bahwa dukungan pemangku kepentingan baik pemerintah daerah maupun pusat diharapkan dapat berkolaborasi untuk membantu upaya pembangunan Proklim tersebut, seperti pemberian bantuan bibit dari BPDAS Palu Poso yang diharapkan dapat bermanfaat selain untuk kelestarian hutan juga untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Menurutnya, Desa Lampo yang akan dijadikan role model pengembangan kampung iklim untuk wilayah yang memiliki areal perhutanan sosial dan diharapkan menjadi sebuah desa percontohan dalam pelestarian lingkungan berbasis masyarakat khususnya di Sulteng. “Atas dasar itu pada peringatan Hari Populasi Sedunia, Pemerintah Desa bersama LPHD dan masyarakat lampo akan melaksanakan Aksi Tanam Pohon untuk mendukung Program Kampung Iklim di Desa Lampo,” ujarnya. TIN