Hidayat Dorong Peningkatan Anggaran PMI Morowali

MOROWALI, MERCUSUAR – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulteng, Hidayat Lamakarate melantik para pengurus PMI Kabupaten Morowali masa bakti 2024-2029, di aula Bapelitbangda Morowali, Senin (24/6/2024).

Dalam sambutannya, Hidayat menyampaikan kepada Ketua PMI Morowali yang baru dikukuhkan, Yusman Mahbub yang juga Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Morowali, untuk dapat menaikkan anggaran bagi kepentingan markas PMI di daerah itu. Hal itu, menurut Hidayat, penting dilakukan untuk mendukung kinerja markas agar lebih maksimal.

“Saya waktu pertama kali dilantik jadi Ketua PMI, saya juga Sekretaris Daerah Provinsi. Saat itu anggaran PMI masih kecil. Begitu saya dilantik, saya naikkan anggarannya. Saya berharap ini juga dilakukan Ketua PMI Morowali, yang juga selaku Sekda Morowali,” ucap Hidayat.

Menurutnya, mengalokasikan anggaran yang sebesar-besarnya bagi PMI merupakan suatu hal yang realistis, untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas kemanusiaan. 

Hidayat menegaskan, PMI adalah organisasi yang bekerja secara sukarela sesuai prinsipnya, yang di dalamnya ada manusia yang bekerja dan juga butuh menghidupi keluarga dan orang lain di sekitarnya.

“Sehingga ketika dia bekerja secara sukarela kepada masyarakat, maka negara yang harusnya memerhatikan kesejahteraan mereka,” kata Hidayat. 

Oleh karena itu, lanjut Hidayat, pemerintah wajib menyediakan anggaran sebagaimana tertuang dalam UU PMI yang belum lama ini disahkan, menyebutkan negara diwajibkan memberikan dukungan terhadap organisasi PMI dalam menjalankan tugas kemanusiaan.

“Ini yang selalu saya sampaikan kepada PMI kabupaten dan kota. Sebab ada beberapa daerah antara pengurus dengan Kepala Daerahnya tidak harmonis, sehingga anggaran dihapuskan,” ungkap Hidayat.

“Bayangkan, anggaran PMI dihapus, ada bencana. Jadi saya jelaskan kepada pemerintah, sesungguhnya ketika terjadi konflik kepentingan kedua belah pihak harus melihat tugas dan fungsi,” sambungnya.

Terkait kepengurusan yang baru di PMI Kabupaten Morowali, Hidayat berharap organisasi tersebut lebih terarah untuk tugas kemanusiaan, demi Morowali lebih baik ke depan, ditunjang operasional yang cukup. 

“Saya percaya, beliau (Yusman Mahbub) bisa lakukan itu,” imbuhnya. 

Sebagai Ketua PMI Provinsi Sulteng dua periode, Hidayat mengaku PMI adalah organisasi yang cocok dan sepaham dengan jiwanya. Sebab, kata dia, di organisasi tersebut ada kegiatan kemanusiaan yang setiap orang bisa hadir untuk memberikan bantuan dukungan kepada masyarakat. 

“Di peristiwa kebencanaan, PMI baik pusat dan daerah selalu hadir. Bahkan PMI masih berada di antara masyarakat ketika yang lain sudah meninggalkan mereka. Ini prinsip kita dalam bekerja,” tegas Hidayat.

“Keberadaan PMI di Morowali sangat penting sekali. Oleh karena itu, saya menitipkan harapan, Ketua yang baru untuk mengaktifkan kembali kepengurusan dan seluruh jajaran markas, karena di situlah tulang punggung,” jelas Hidayat.

Sementara itu, Ketua PMI Morowali yang baru saja dilantik, Yusman Mahbub mengaku akan memikul tanggung jawab tersebut dengan baik. Hal pertama yang akan dia lakukan, adalah pembenahan struktur kelembagaan. 

“Sebagai Sekda Morowali saya juga ketua tim anggaran. Kemarin saya sudah sampaikan kepada rekan-rekan pengurus, rincikan anggaran yang menjadi kebutuhan PMI. Kebetulan kita masih dalam proses pembahasan APBD perubahan dan APBD 2025,” ungkapnya.

Menurut Yusman, Kabupaten Morowali adalah daerah sasaran investasi, di mana banyak berdiri kawasan industri dengan jumlah manusia yang sangat banyak.

Pada kesempatan itu, PMI Morowali turut memberikan piagam penghargaan kepada PT Hengjaya Mineralindo, atas partisipasi dalam mendukung ketersediaan darah di Morowali.

“Kami memang setiap tahun punya program donor darah,” kata Corporate Social Responsibility (CSR) PT Hengjaya, Laode Alfitra.

Ia menyebut komitmen tersebut juga menjadikan pihaknya sebagai satu-satunya perusahaan di Morowali, yang berkontribusi memberikan bantuan kulkas penampung darah ke Pemkab Morowali, sejak tahun 2023 lalu.

“Tahun ini kami kasih bantuan lagi, dengan kapasitas penampungan yang lebih besar dari sebelumnya. Setiap kulkas bantuan kami bisa tetap digunakan selama 12 jam apabila lampu padam,” jelas Alfitra.

Ia berharap, langkah yang dilakukan itu bisa diikuti sebanyak 130 perusahaan lainnya yang ada di Morowali. INT

Pos terkait