PALU, MERCUSUAR – Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Sulteng, diharapkan dapat memberikan terobosan-terobosan program, yang mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Sulteng.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Sulteng, Ma’mun Amir, pada pelantikan pengurus IDAI Sulteng, di salah satu hotel di Palu, Rabu (2/2/2022).
“Semoga dengan hadirnya IDAI Sulteng, memberi terobosan-terobosan untuk percepatan penurunan stunting. Tolong beri informasi bagaimana menyelesaikan stunting,” ujar Wagub.
Wagub menegaskan, penanganan stunting merupakan salah satu prioritas pembangunan daerah, selain penurunan angka kemiskinan dan pembangunan infrastruktur.
Ia juga menekankan ke para dokter spesialis anak, agar mengedepankan fungsi sosial dalam memberi layanan prima yang sepenuh hati ke masyarakat. Selain itu, Wagub berharap terwujud sinergitas dalam meningkatkan derajat kesehatan khususnya kesehatan anak.
IDAI Sulteng merupakan hasil pemekaran dari IDAI Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak Oktober 2021 lalu.
Hadir sebagai perwakilan Pengurus Pusat IDAI pada pelantikan tersebut, Ketua 2 Prof. Dr. dr. Mulyadi, M.Djer, Sp.A (K) menyerahkan SK pelantikan kepada Ketua IDAI Sulteng, dr. Amsyar Praja, Sp.A.
Secara khusus, Prof. Mulyadi menitip harapan ke pemerintah provinsi agar mengayomi dokter-dokter spesialis anak yang ada di Sulteng, untuk membantu meningkatkan pelayanan sistem kesehatan anak.
“Seberat apapun masalah di lapangan bisa diselesaikan asal kita bekerja sama,” tegas Mulyadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulteng yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra, Sp.PD mengajak dokter anak untuk meningkatka kolaborasi, khususnya dalam menurunkan stunting, kematian ibu melahirkan dan penyakit menular.
“Peran dari teman-teman dokter spesialis anak di pusat-pusat kesehatan primer sangat diharapkan,” tandas dr. Komang.
Terkait vaksinasi Covid-19 dengan sasaran anak usia 6-11 tahun, Komang menyampaikan di Provinsi Sulteng baru saja dimulai beberapa pekan lalu, sehingga capaiannya baru sekira 4 persen dari 366 ribu lebih target yang dicanangkan. */IEA