Inflasi di Banggai 0,19 Persen

FOTO BANGGAI

BANGGAI, MERCUSUAR – Bulan Januari 2020, Kabupaten Banggai mengalami inflasi 0,19 persen.

Hal itu dikemukalan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, Drs Dumangar Hutauruk M.Si saat menghadiri rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten Banggai di di Hotel Estrella Luwuk, Kamis (6/2/2020).

Dijelaskannya, inflasi tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga yang terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,75 persen; diikuti kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran 1,68 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 1,14 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,99 persen; kelompok tembakau 0,34 persen, serta kelompok perumahan air listrik dan bahan bakar lainnya 0,02 persen.

Sementara kelompok kesehatan mengalami penurunan inflasi 1,54 persen; diikuti kelompok transportasi 1,44 persen; kelompok perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,85 persen; informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,17 persen, sedangkan kelompok pendidikan pada Januari relatif stabil.

“Sehingga secara keselurahan rata-rata Inflasi yang terjadi di Kabupaten Banggai periode Januari 2020 sebesar 0,19 persen,” ujarnya.

Lanjut Dumangar, program kesehatan dan pendidikan berhasil menahan laju inflasi, namun  harus diwaspadai beberapa faktor lain yang menjadi penyebab inflasi, misalnya sektor perawatan pribadi, penyedia makanan dan minuman/restoran dan lain-lain. “Inflasi year on year Kabupaten Banggai diangka 5,65 persen periode Januari 2019-Januari 2020,” tuturnya.

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Banggai, Ir Abdullah Ali saat membacakan sambutan  Bupati mengaku mengapresiasi kegiatan itu.

Dia berharap kegiatan tersebut akan menambah wawasan berkaitan dengan inflasi daerah dalam rangka mensinergikan program kerja ekonomi yang tepat sasaran dan tujuan pembangunan, yakni untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat.  Sebab pertumbuhan ekonomi di daerah dapat dicapai melalui stabilitas harga barang dan jasa yang tercermin dalam tingkat inflasi yang rendah. “Upaya pengawalan tingkat Inflasi daerah dalam level yang rendah dan stabil menjadi sangat penting,” tuturnya.

Namun, sambung Sekkab, ada kenyataan bahwa aktifitas kegiatan ekonomi di daerah masih dihadapkan pada berbagai persoalan mendasar, seperti rendahnya konektifitas dan efisiensi sistim logistik, tingginya ketergantungan produksi pangan pada faktor cuaca, serta struktur pasar terdistorsi. Hal itu merupakan tantangan terbesar bagi terjaganya stabilitas harga, akibatnya perkembangan harga di daerah sangat rentan di pengaruhi oleh faktor gejolak, disisi pasokan suplay said stock.

Pemkab Banggai, kata Sekkab, saat ini terus mengambil langkah-langkah dalam mengintervensi kegiatan kemasyarakatan. Intervensi tersebut, antara lain belanja alokasi dana desa agar lebih terarah dan benar, hingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain itu, juga memotivasi dalam rangka mendorong sektor kesehatan, pertanian dan kelautan. “Adanya inovasi dibeberapa sektor pelayanan publik hingga bisa menekan angka inflasi,” katanya.

Sekkab menambahkankan telah terjadi  penurunan angka kemiskinan di Banggai, dari 9,2 persen menjadi 7,8 persen. MAM

 

 

Pos terkait