Inovasi Hadir untuk Dikembangkan Masyarakat

Moh Arif Latjuba

PALU, MERCUSUAR – Pemerintah dinilai memiliki peran untuk menghadirkan berbagai inovasi yang nantinya dapat dikembangkan masyarakat sebagai upaya pengembangan usahanya.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulteng, Moh Arif Latjuba di ruang kerjanya, belum lama ini.

Dia menekankan bahwa inovasi tersebut diharapkan dapat menjadi pemantik, untuk dimanfaatkan atau dicontohi pemerintah kabupaten dan Kota, serta dikembangkan oleh para pemodal dan masyarakat.

“Kita ini hanya sifatnya dalam bentuk inovasi, dan prinsipnya inovasi itu hanya sebagai pemantik, bukan berdiri terus tanpa dicontohi oleh orang lain,” tutur Arif.

Ia mencontohkan, DKP Sulteng saat ini sedang mengembangkan inovasi salah satunya budidaya udang vaname melalui tambak supra intensif dengan skala rakyat. Inovasi tersebut dapat diterima masyarakat dengan jangkauan lebih luas, karena tidak memerlukan kolam dengan ukuran besar. “Kalau dulu kan dibuat kolam besar, sekarang supra intensif pola skala rakyat dengan diameter kurang lebih 5-6 meter, kemudian dibuat bak terpal. Nah, maunya dibuat inovasi itu harus ada yang contohi, kalau begitu kita merasa bergembira, tinggal bagaimana bimbingan teknisnya. Tapi kalau inovasi terus dibuat tidak ada yang mencontohi atau tidak ada pemodal yang mau, bagaimana jadinya,” ujarnya.

Arif menegaskan, inovasi yang diupayakan pemerintah tersebut harus betul-betul bersifat memberikan dukungan kepada masyarakat.

Disebutkannya, untuk contoh pola budidaya udang pola supra intensif skala rakyat, pihaknya telah mendukung DKP Kabupaten Donggala untuk mendorong peningkatan model tambak masyarakat dari tradisional ke supra intensif skala rakyat.

Pengembangan tersebut dilakukan melalui kerja sama antara pemodal dengan masyarakat petambak, yang hasilnya nantinya dapat dibagi bersama.

Dari pengembangan itu diharapkan masyarakat petambak juga dapat belajar, salah satunya bagaimana memanfaatkan dan mengembangkan lahan tambak yang dulunya bersifat kurang produktif. “Di Surumana berjalan. Inovasi itu yang harus kita kembangkan dengan teman-teman di Kabupaten dan Kota, supaya masyarakat bisa menikmati inovasi ini,” kata Arif.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa pihaknya juga sedang mengembangkan inovasi di Kabupaten Sigi, terkait usaha perikanan kolam yang saat ini dinilai sedang kesulitan sumber air, akibat terhentinya pasokan air dari Gumbasa pascabencana 28 September 2018 lalu.

Kondisi tersebut dinilai mengakibatkan masyarakat yang memiliki usaha kolam ikan kewalahan, sehingga dibutuhkan inovasi, salah satunya pengembangan model kolam hemat air skala rakyat. “Itulah yang sedang dikembangkan di sana. Inovasi hadir untuk menjadi replikasi di daerah, kemudian teman-teman atau pengusaha perikanan juga bisa melirik itu. Kita punya harapan masyarakat bisa mengembangkan dan Pemerintah Kabupaten dan Kota bisa mendesain seperti itu. Tinggal kalau mereka memang mengalami kekurangan tenaga di daerah, mari kita support untuk hal-hal seperti itu,” pungkas Arif. CR1

Pos terkait