MOROWALI UTARA, MERCUSUAR – Sebanyak 10 alat pengasapan ikan kualitas tinggi hasil desain tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk kelompok usaha di Kabupaten Morowali Utara (Morut), diluncurkan secara resmi penggunaannya, yang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Wakil Bupati (Wabup) Morut, H. Djira K., di Balai Desa Bungintimbe Kecamatan Petasia Timur, Sabtu (23/12/2023).
Dalam sambutannya, Djira menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada IPB yang berkolaborasi dengan PT PLN dalam mendukung pengembangan sektor perikanan di Morut.
“Kerja sama ini telah memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama para pelaku usaha perikanan,” ujarnya.
Khusus IPB sebagai mitra yang terlibat secara teknis, lanjut Wabup, telah memberikan kontribusi ilmiah dan teknis yang sangat berharga.
“Dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki tim IPB, telah berhasil menciptakan inovasi dan teknologi terkini dalam pengasapan ikan, sehingga para pelaku usaha dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk ikan asap,” tutur Djira.
Ia menambahkan, alat pengasapan ikan yang diserahkan bukan saja sebagai peralatan teknologi, namun juga sebagai simbol dari sinergi antara sektor swasta dan akademisi, dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal.
Sementara itu, Ketua Tim Ahli IPB, Prof. Dr. Baba Barus menjelaskan dalam kerja sama tersebut, IPB fokus pada perencanaan program, pendampingan, edukasi, hingga mendesain alat pengasapan ikan dengan teknologi terkini. Sedangkan PT PLN menyiapkan anggaran yang diambil dari dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Menurut Prof. Barus, alat ikan asap menggunakan bahan baku kualitas tinggi, dengan proses pembuatan yang cukup lama.
“Ini dilakukan dengan pertimbangan kalau pembuatannya sederhana, mungkin saja alat ini juga cepat rusak. Alat ini sangat efisien. Input energi juga sangat tinggi. Selain itu, bahan baku yang digunakan (kayu/arang) untuk pengasapan maupun pemanasan sangat sedikit,” urainya.
Awalnya, Barus menuturkan, tim IPB sempat memikirkan untuk merancang alat pengasapan ikan dengan menggunakan daya listrik. Namun, karena listrik di Morut saat ini belum stabil, maka tim memutuskan untuk mendesain alat dengan menggunakan arang.
Menurutnya, dengan adanya intervensi teknologi dalam pembuatan alat pengasapan ikan, diharapkan dapat meningkatkan dan mempercepat proses produksi serta pemasaran produk olahan ikan di Morut.
Selama berada di Morut, tim IPB Bogor juga melakukan sosialisasi, edukasi, serta pendampingan kepada kelompok masyarakat yang terkait dengan usaha ikan asap.
Pada kesempatan itu, Ahli Pengolahan Ikan sekaligus pendesai alat, Dr. Djoko Poernimo menjelaskan secara rinci bagaimana penggunaan alat pengasapan ikan kepada para undangan.
Sementara itu, Kepala Bidang Penataan Kerja Sama dan Penyelenggaraan Administrasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Morut, Charles N. Toha mengemukakan kesepuluh alat pengasapan ikan akan dibagi ke 10 desa yang sudah mendapat bimbingan dari tim IPB.
Desa-desa tersebut masing-masing 2 desa di Kecamatan Petasia (Ganda-Ganda dan Kota), 4 desa di Petasia Barat (Onepute, Sampalowo, Moleono dan Tiu), lalu 4 desa di Petasia Timur (Tompira, Bungintimbe, Towara dan Ungkea).
Kegiatan itu turut dihadiri Sekretaris Kabupaten Morut, Musda Guntur, Asisten I, Krispen Masu, Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Morut, Andi Parenrengi, Kadis Perikanan Morut, Yunber Bamba, Kadis Koperasi dan UMKM Morut, Yanismal Botuale, para Kepala Desa dan beberapa kelompok usaha perikanan.
Sedangkan dari pihak IPB Bogor hadir Prof. Dr. Baba Barus M.Sc (Ketua Tim Ahli), La Ode Syamsul M.Si (Ketua Pelaksana Program), Dr. Djoko Poernimo (Ahli Pengolahan Ikan-Desain Alat), Ridho M Ichsan MSi (Ahli Pengembangan Masyarakat) serta Rika Sartika Wijayanti, SP (Staf P4W IPB).
Sementara dari PT PLN juga tampak hadir masing-masing Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi Suluttenggo, Wijaya Gautama, dan Manajer PLN ULP Kolonodale Mukhammad Sofyan. */IEA