Jelang Ekspor ke Cina, Traceability Kunci Memastikan Kualitas Produk Durian

PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Parigi Moutong (Parmout), untuk mengakselerasi ekspor produk pertanian Indonesia ke Cina, khususnya durian, Selasa (18/2/2025).

Sahat mengunjungi rumah kemas dan kebun durian, serta meninjau langsung proses pengemasan durian yang akan diekspor ke Cina. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya Barantin untuk memastikan produk pertanian Indonesia memenuhi standar kualitas internasional, dan dapat bersaing di pasar global.

“Kami berkomitmen untuk mendukung para petani dan pelaku usaha di Indonesia dalam meningkatkan kualitas produk mereka, sehingga dapat diterima di pasar internasional. Kunjungan ini adalah salah satu langkah konkret kami, untuk memastikan bahwa produk durian dari Sulawesi Tengah memenuhi standar yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor, dalam hal ini Cina,” tutur Sahat.

Sahat menekankan pentingnya mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh GACC (General Administration of Customs China).

“Kami harus memerhatikan dengan seksama setiap persyaratan yang ditetapkan oleh GACC, baik di kebun maupun di rumah kemas. Hal ini sangat penting, untuk memastikan bahwa produk durian kita dapat diterima dan diakui di pasar Cina,” tegasnya.

Sahat juga menyoroti pentingnya traceability atau ketertelusuran asal-usul produk pertanian, dalam hal ini buah durian, mulai dari registrasi kebun hingga proses pengemasan.

“Traceability adalah kunci untuk memastikan keamanan dan kualitas produk kita. Dengan adanya sistem pelacakan yang baik, kita dapat menjamin bahwa setiap produk durian yang diekspor berasal dari kebun yang sudah terdaftar dan memenuhi standar yang ditetapkan,” jelasnya.

Dalam rangka mendukung para petani dan pelaku usaha durian, Barantin meluncurkan program “Go Ekspor” yang bertujuan memberikan dukungan dan pendampingan teknis, serta memfasilitasi akses pasar bagi produk pertanian Indonesia, termasuk durian. Program tersebut diharapkan dapat menjadi katalisator bagi peningkatan ekspor produk pertanian Indonesia ke pasar internasional.

Sahat juga berdialog dengan para petani dan pelaku usaha di Parmout, untuk mendengarkan aspirasi dan tantangan yang dihadapi. Ia menekankan pentingnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik pertanian modern, untuk memastikan produktivitas yang tinggi dan kualitas produk yang unggul.

Selama kunjungannya, Sahat juga meninjau beberapa fasilitas pendukung di Parmout, seperti pusat distribusi dan fasilitas penyimpanan dingin. Ia menekankan, keberadaan fasilitas-fasilitas trsebut sangat penting, untuk menjaga kualitas produk pertanian hingga sampai ke tangan konsumen di luar negeri.

Kepala Karantina Sulteng, Alfian juga menyampaikan akan mengawal setiap langkah dan kebijakan yang diambil oleh Barantin, dalam upaya meningkatkan ekspor produk pertanian Sulteng.

“Kami akan terus bekerja sama dengan para petani dan pelaku usaha di Sulawesi Tengah, untuk memastikan bahwa setiap produk yang diekspor memenuhi standar kualitas yang ditetapkan,” ujar Alfian.

Salah seorang pengusaha rumah kemas, Ferdi menyampaikan apresiasinya atas kunjungan tersebut.

“Kami sangat menghargai perhatian dan dukungan yang diberikan oleh Badan Karantina Indonesia. Kami merasa lebih termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas produk durian kami, sehingga dapat diterima di pasar internasional,” ujar Ferdi. */ABS

Pos terkait