Jemaah Haji Sulteng Siap Hadapi Puncak Haji

Jemaah haji asal Sulteng saat berada di Asrama Haji Transit Palu. FOTO: HUMAS KEMENAG SULTENG

MAKKAH, MERCUSUAR – Seluruh jemaah haji yang saat ini berada di Makkah, termasuk yang berasal dari Provinsi Sulteng, bersiap menghadapi periode puncak ibadah haji.

“Saat ini, seluruh jemaah haji Sulteng sudah selesai melaksanakan umrah wajib sebagai bagian dari pelaksanaan haji tamattu. Sekarang, sedang menunggu pelaksanaan Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina),” ujar Kepala Sektor 11 Daerah Kerja (Daker) Makkah, H. Muchlis Aseng, melalui keterangan resmi Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Jumat (7/6/2024).

Muchlis, yang juga Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sulteng, mengatakan sebagian jemaah mengisi hari-hari menjelang Armuzna dengan ibadah di Masjidil Haram, sementara lainnya melaksanakan salat lima waktu di hotel atau musala sekitar penginapan.

“Secara keseluruhan siap mengikuti puncak haji di Armuzna, persiapan telah matang,” imbuh Muchlis.

Selain itu, Muchlis juga mengungkapkan ada beberapa jemaah haji yang sedang dirawat karena sakit.

“Berdasarkan catatan dokter di Sektor 11, ada beberapa jemaah Sulteng yang harus dirawat di rumah sakit Arab Saudi maupun di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Dua orang dirawat di rumah sakit Arab Saudi dari kloter BPN-10 dan BPN-9, sementara yang dirawat di KKHI berasal dari kloter BPN-13 dan BPN-9,” ungkapnya.

Muchlis juga mengungkapkan, jemaah haji tahun ini diwajibkan memiliki Smart Card yang diberlakukan oleh Kementerian Haji Arab Saudi.

“Sebagian jemaah sudah menerima Smart Card, sementara lainnya masih dalam proses penerbitan,” terangnya.

Smart Card adalah salah satu inovasi terbaru otoritas Arab Saudi untuk penyelenggaraan haji tahun ini. Tanpa kartu tersebut, jemaah tidak akan diizinkan memasuki Armuzna, apapun kedudukannya. Petugas yang telah ditempatkan oleh pemerintah Saudi mulai melakukan scan barcode pada smart card saat jemaah naik bus menuju Arafah, sehingga yang akan berangkat sesuai manifest. Para pelanggar akan dikenakan sanksi berat dari Pemerintah Arab Saudi. */IEA

Pos terkait