Jembatan Ambruk, Desa Matolele Terisolir

Sejumlah warga mendatangi lokasi ambruknya jembatan yang menghubungkan Desa Binangga dan Matolele di Kecamatan Parigi Tengah, Senin (15/9/2025). Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Parmout. FOTO: ABDUL FARID/MS

PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) dalam beberapa hari terakhir, memicu banjir di sejumlah desa. Banjir menyebabkan jembatan penghubung antara Desa Binangga dan Matolele di Kecamatan Parigi Tengah, ambruk, pada Senin (15/9/2025) dinihari. Hal itu membuat Desa Matolele terisolir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parmout, Moh. Rivai mengungkapkan pihaknya telah mengerahkan dua unit alat berat untuk penanganan darurat.

“Kami turunkan dua alat berat, satu ditempatkan di Desa Matolele dan satu lainnya di Desa Pelawa Baru,” ungkap Rivai di Parigi, Senin (15/9/2025).

Ia melanjutkan, langkah awal yang dilakukan adalah membersihkan material kayu dan lumpur yang menutup aliran sungai. Sementara pembuatan jembatan darurat di Matolele, BPBD berencana memasang beronjong dengan lantai batang kelapa.

“Serpihan batang kayu yang hanyut akan segera kami bersihkan. Untuk jembatan Matolele, sementara akan gunakan gorong-gorong dan batang kelapa sebagai akses darurat, sambil menunggu pembangunan jembatan baru,” ujar Rivai.

Ia menegaskan, perbaikan jembatan di posisi yang lama tidak memungkinkan karena bantaran sungai sudah terkikis. Jika dipaksakan, jembatan berpotensi kembali rusak dihantam banjir.

“Dalam tahap pembersihan, kami juga akan membuka jalan alternatif agar akses transportasi warga tidak terhenti terlalu lama,” ujarnya.

Selain Matolele, banjir juga melanda Desa Pelawa Baru, Petapa, Bambasiang, hingga Sausu Piore. Bahkan, banjir juga menyebabkan terputusnya jembatan penghubung antara Desa Sipotan dan Bugis Utara di Kecamatan Tomini, pada Jumat (12/9/2025). Walau tidak ada korban jiwa, kerusakan fasilitas umum membuat mobilitas warga terganggu.

Rivai menilai pembangunan jembatan darurat sangat mendesak agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal. Ia juga menyebut, kerugian warga sejauh ini hanya berupa tanaman perkebunan seperti kelapa, kakao, dan lainnya.

“Sejauh ini kami mendapatkan kendala dalam hal penanganan, sebab beberapa alat milik Pemda Parigi Moutong mengalami kerusakan. Namun, kami terus berupaya dengan menyewa tiga alat berat untuk mempercepat penanganan di Bambasiang, Jalur Kebun Kopi, Matolele, dan Pelawa Baru,” jelas Rivai.

WARGA DIIMBAU WASPADAI CUACA EKSTREM

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Parmout, Abdul Sahid mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menghadapi cuaca ekstrem yang masih berpotensi melanda wilayah tersebut.

Tercatat, beberapa hari terakhir hujan deras dengan intensitas tinggi masih terus terjadi di wilayah Parmout dan menyebabkan banjir di sejumlah desa. Bukan bukan hanya merusak lahan pertanian, banjir juga merusak infrastruktur penting seperti jembatan penghubung dan lainnya.

“Terkait kerusakan lahan pertanian dan infrastruktur, Pemerintah Daerah telah mengambil langkah cepat dengan melakukan koordinasi bersama DPRD dan aparat terkait,” ujar Sahid kepada wartawan di Parigi, Senin (15/9/2025).

Ia mengungkapkan telah berkomunikasi dengan anggota DPRD daerah pemilihan setempat untuk meninjau langsung kondisi lapangan, terutama pada jembatan ambruk yang menghubungkan Desa Binangga dan Matolele, Kecamatan Parigi Tengah.

“Setelah pertemuan di kantor Bupati selesai, saya bersama anggota DPRD akan berkunjung ke Desa Matolele untuk melihat kondisi jembatan yang ambruk. Kami akan berusaha mencari solusi, meskipun kita semua paham bahwa keterbatasan anggaran menjadi kendala utama,” ujar Sahid.

Menurutnya, perbaikan jembatan dan jalan di Matolele menjadi sangat penting. Karena, jalur tersebut merupakan akses utama masyarakat untuk mobilitas harian, termasuk distribusi hasil pertanian.

“Jika akses ini terputus terlalu lama, dampaknya bisa mengganggu roda perekonomian warga,” imbuh Sahid.

Ia mengungkapkan, Pemkab Parmout sebelumnya juga telah membangun jembatan darurat di Kecamatan Balinggi, usai wilayah itu diterjang banjir. Ia menyebut pembangunannya masih dalam tahap pengerjaan.

“Ini menjadi bukti keseriusan Pemerintah Daerah dalam merespons bencana, meski di tengah keterbatasan anggaran,” tuturnya.

Untuk itu, Sahid meminta masyarakat agar bersabar. Sebab, pihaknya bersama DPRD tetap berupaya mencari solusi terbaik guna memenuhi kebutuhan warga terdampak.

“Intinya, kami tidak tinggal diam, karena hal ini menjadi kewajiban kami memperhatikan kebutuhan rakyat,” tandasnya. AFL

Pos terkait