LUWUK, MERCUSUAR – Joint Operating Body Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) Bersama Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banggai menggelar Simulasi tanggap bencana di Desa Pasibololi dan Desa Sinorang, Rabu (5/10/2022).
Kegiatan simulasi tanggap bencana itu,merupakan kepedulian perusahaan migas di bawah pengawasan SKK Migas,yang selalu mengedapankan aspek keamanan terutama pada daerah yang dekat dengan lokasi perusahaan. Simulasi itu, diikuti oleh unit kerja yang berada di lingkungan JOB Tomori bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Banggai.
Simulasi ini diawali dengan pemberian materi tentang simulasi penanganan bencana yang mungkin terjadi di wilayah desa terdekat, karena mengingat bencana kapan saja bisa terjadi dengan intensitas bencana tinggi. Melalui simulasi itu, disampaikan juga tindakan yang harus dilakukan pertama kali oleh seluruh pegawai BPBD Kabupaten Banggai, yaitu Faisal Karim selaku Sekban BPBD, jika terjadi gempa bumi seperti perlindungan awal gempa dan penyelamatan korban saat terjadi bencana, serta disampaikan mengenai pertolongan pertama korban juga tenggelam dan tindakan pertama jika terjadi runtuhan rumah.
Dalam sambutannya, QHSE Senior Manager JOB Tomori, Irwan Gasgoro mengatakan, saat ini JOB Tomori mengucapkan terima kasih, karena bisa berkolaborasi untuk melaksanakan kegiatan kedaruratan, di mana keadaan kedaruratan tidak kita inginkan, tetapi itu akan terjadi sehingga perlu adanya kesiapsiagaan.
“Sehingga sebelum melakukan simulasi ini, awalnya pihak BPBD telah melakukan survey daerah mana yang masuk rawan bencana, terutama di daerah pinggir pantai dan dari kajian itulah mana potensi yang paling banyak, sehingga di situlah kita akan coba memberikan pembekalan terkait dengan kedaruratan,” kata Irwan.
Kedaruratan ini lanjut Irwan, tentu kita tidak inginkan, kedaruratan itu, datangnya tiba-tiba sehingga bisa menyebabkan kerusakan atau cidera bagi para korban. Hari pertama telah kita lakukan sosialiasi bertempat di Hotel Estrela Luwuk dan hari kedua ini kita lakukan simulasi atau praktek lapangan, yang telah dipandu oleh tim dari BPBD Kabupaten Banggai, dengan harapan dalam simulasi ini semua bisa tahu dalam menggunakan peralatan atau pertolongan pada korban bencana.
“Pelatihan atau praktek ini sangatlah penting agar pemahaman setiap warga yang ikut langsung bisa dengan cepat melakukan pertolongan pertama sebelum bantuan tiba. Sehingga pentingnya dalam simulasi ini sangat kami harapkan kepada warga atau tim yang ikut tergabung dalam tim penanggunalan bencana tanggap darurat bisa berjalan dengan baik,” harap Irwan.
Sementara Sekretaris BPBD Kabupaten Banggai, Faisal Karim menyampaikan, adanya dunia usaha yang mau membantu untuk mau menghidupkan kembali dalam giat simulasi ini.Karena potensi dari kajian bencana kita ada 10 kajian bencana resiko bencannya.
“Harapannya, bagaimana kita menekan dan membuat langkah-langkah bijak yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat kabupaten/kota/propinsi, agar supaya menekan angka korban jiwa dan menekan angka kerusakan dari bencana,” kata Faisal.
Olehnya itu lanjutnya, pelaksanaan atau datangnya gempa sifatnya lokal dan tidak mungkin terjadi di Batui Selatan, juga terjadi didaerah lain, misalnya di Kabupaten Ampana atau sebaliknya. Sehingga bagaimana upaya kita bisa melakukan penetrasial itu maka perlulah dibentuk Destana.
“Kalau dibandingkan terdahulu intervensi pemerintah pusat terkait Destana, sangat luar biasa dan perlu kita pahami sejak dua tahun kondisi negara mengalami cobaan, yakni terjadinya pandemi Covid 19, sehingga pembebanan anggaran biaya lebih difokuskan pada penyelamatan warga negara Indonesia yang terdampak Covid 19,” terang Faisal.
Setelah masa dua tahun berlalu kata Faisal, pandemi Covid 19 sudah menurun. Alhamdulillah kita bisa berkumpul kembali bersama pada simulasi saat ini.
“Perlu kami sampaikan bahwa Destana yang ada di desa atau Kecamatan Batui Selatan ada dua, tetapi lebih difokuskan pada Desa Sinorang, sehingga harapan kepada tim yang nantinya terbentuk dan tidak berfikir pada satu tempat saja, melainkan bisa membantu jika diperlukan pada lokasi bencana di mana saja berada,” ujarnya.
Wacana kedepannya sambung Faisal, akan ada tim reaksi cepat yang nantinya akan membentuk TRC yang ada di kabupaten, sehingga tidak menutup kemungkinan, TRC tingkat kecamatan juga akan segera dibentuk, guna membantu penanggulangan bencana dengan cepat.
“Olehnya itu BPBD juga segera menggunakan aplikasi gunanya untuk bisa mengakses setiap kejadian dengan jelas dan tepat berdasarkan laporan langsung di lapangan, mulai dari laporan awal hingga laporan akhir penanganannya.Sehingga dalam aplikasi itu nantinya bisa diakses dengan jelas jam berapa kejadian, kapan kejadiannya, lokasi kejadian, apa kebutuhan logistiknya, bagaimana kejadian awalnya, berapa korban, berapa yang terdampak dan hasil akhirnya apa semua sudah tertera di aplikasi. Kita berharap dari 337 desa dan kelurahan bisa terbentuk secara keseluruhan Destana yang ada di Kabupaten Banggai,” jelas Faisal.
Melalui kegiatan ini tambah Faisal, diharapkan semua dapat bertindak dengan cepat dan tepat sesuai dengan prosedur yang telah disampaikan oleh narasumber dari BPBD Kabupaten Banggai, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan dengan baik.
Kegiatan itu mendapat respon positif dari seluruh pagai lingkungan JOB tomori,warga desa Paisobololi dan desa Sinorang,agar meningkatkan kepedulian terhadap tanggap bencana di lingkungan yang dianggap rawan bencana dan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, apabila terjadi bencana alam.*/PAR