PALU, MERCUSUAR – Tahun 2019, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng mencatat jumlah kasus Tuberculosis atau TBC di daerah itu mencapai 5.741 kasus.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulteng, dr Jumriani menjelaskan pengidap kasus penyakit menular tersebut masih akan terus bertambah setiap tahunnya.
“Untuk skala Indonesia jumlahnya bertambah setiap tahun. Untuk Sulteng di 2020, ada sekitar 500 kasus TBC,” ungkap Jumriani, Senin (6/7/2020).
BANGGAI TERTINGGI
Dari jumlah kasus itu, Kabupaten Banggai menjadi daerah terbanyak dengan jumlah 1.086 kasus, disusul Kota Palu sebanyak 740 kasus dan Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 680 kasus.
Sementara di daerah lainnya, Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak 263 kasus, Morowali 452 kasus, Poso 278 kasus, Donggala 484 kasus, Tolitoli 499 kasus, Buol 221 kasus, Tojo Unauna 282 kasus, Sigi 434 kasus, Banggai Laut 199 kasus dan Morowali Utara 203 kasus.
Menurut dr Jumriani untuk penanganan penyakit menular tersebut membutuhkan kerja ekstra dan waktu tidak sedikit. “Memang tidak mudah. Apalagi kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular itu,” katanya.
Pemerintah Indonesia telah menargetkan eliminasi TBC pada 2030 mendatang. Untuk mewujudkan target tersebut, dibutuhkan kerjasama lintas sektor, salah satunya pelibatan masyarakat hingga tingkat desa. “Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang gejala dan penularan penyakit tersebut,” ujarnya.
Mengenai pelibatan masyarakat dalam eliminasi TBC, sambung Jumriani, telah disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam dialog video conference tentang peran desa dalam penanggulangan TBC, Kamis (2/7/2020) pekan lalu.
Kegiatan itu dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri Republik (Kemendagri) bekerja sama dengan Kemenkes RI serta seluruh Kepala Dinkes provinsi dan kabupaten/kota, serta Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Menuru
FOTO: Jumriani
Jumlah TBC 5.741 Kasus
PALU, MERCUSUAR – Tahun 2019, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng mencatat jumlah kasus Tuberculosis atau TBC di daerah itu mencapai 5.741 kasus.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulteng, dr Jumriani menjelaskan pengidap kasus penyakit menular tersebut masih akan terus bertambah setiap tahunnya.
“Untuk skala Indonesia jumlahnya bertambah setiap tahun. Untuk Sulteng di 2020, ada sekitar 500 kasus TBC,” ungkap Jumriani, Senin (6/7/2020).
BANGGAI TERTINGGI
Dari jumlah kasus itu, Kabupaten Banggai menjadi daerah terbanyak dengan jumlah 1.086 kasus, disusul Kota Palu sebanyak 740 kasus dan Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 680 kasus.
Sementara di daerah lainnya, Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak 263 kasus, Morowali 452 kasus, Poso 278 kasus, Donggala 484 kasus, Tolitoli 499 kasus, Buol 221 kasus, Tojo Unauna 282 kasus, Sigi 434 kasus, Banggai Laut 199 kasus dan Morowali Utara 203 kasus.
Menurut dr Jumriani untuk penanganan penyakit menular tersebut membutuhkan kerja ekstra dan waktu tidak sedikit. “Memang tidak mudah. Apalagi kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular itu,” katanya.
Pemerintah Indonesia telah menargetkan eliminasi TBC pada 2030 mendatang. Untuk mewujudkan target tersebut, dibutuhkan kerjasama lintas sektor, salah satunya pelibatan masyarakat hingga tingkat desa. “Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang gejala dan penularan penyakit tersebut,” ujarnya.
Mengenai pelibatan masyarakat dalam eliminasi TBC, sambung Jumriani, telah disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam dialog video conference tentang peran desa dalam penanggulangan TBC, Kamis (2/7/2020) pekan lalu.
Kegiatan itu dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri Republik (Kemendagri) bekerja sama dengan Kemenkes RI serta seluruh Kepala Dinkes provinsi dan kabupaten/kota, serta Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Menurut Jumriani, upaya tersebut dinilai dapat membantu eliminasi TBC di Sulteng. “Dengan upaya itu, mestinya 2030 Sulteng sudah eliminasi TBC,” katanya. BOB
t Jumriani, upaya tersebut dinilai dapat membantu eliminasi TBC di Sulteng. “Dengan upaya itu, mestinya 2030 Sulteng sudah eliminasi TBC,” katanya. BOB