Kader IPM Diberikan Penguatan Moderasi Beragama

FOTO IPM

PALU, MERCUSUAR – Para kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang sedang mengikuti Pelatihan Kader Madya Taruna Melati (PKMTM) III, diberikan penguatan tentang moderasi beragama.

Materi disampaikan Kepala Seksi Kepenghuluan dan Keluarga Sakinah Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Akbar Sidik di ruang pertemuan Muhammadiyah Sulteng, Rabu (9/6/2021).

Dalam materinya, ia menyampaikan bahwa saat ini umat Islam di Indonesia dihadapkan oleh berbagai tantangan eksternal, salah satunya melalui proxy war, dengan tujuan untuk memecah belah umat dan bangsa Indonesia sehingga persatuan dan kesatuan menjadi lemah.

“Ini yang harus kita lawan sebenarnya, bukan malah sibuk saling mencaci dan memaki sesama umat Islam,” tegas Akbar dihadapan puluhan kader IPM.

Melalui moderasi beragama, lanjut dia, umat Islam tampil sebagai umat wasathan (umat yang berada di tengah-tengah) atau umat terbaik, yang memberikan nilai-nilai teladan bagi sekitarnya.

Moderasi beragama, saat ini terus digaungkan sebagai salah satu wujud visi dan misi Kemenag.

Menurutnya, umat Islam Indonesia harus teguh dalam menjaga ideologi bangsa Indonesia, yakni Pancasila dari rongrongan pihak-pihak yang ingin mencederai nilai-nilai Pancasila ditengah kehidupan bangsa Indonesia.

“Alquran dan Pancasila itu tidak bisa dibenturkan. Pancasila yang lahir dari hasil pemikiran para pendahulu kita, justru memuat nilai-nilai agama yang kuat,” ujarnya.

Olehnya, ia mengajak para kader IPM sebagai generasi muda penerus bangsa untuk bersama-sama menguatkan ideologi dan persatuan, serta menghindari hal-hal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan umat dan bangsa Indonesia.

“Kita harus membangun kesadaran, bahwa negeri ini kita yang punya. Jangan mau diacak-acak oleh pihak-pihak dari luar,” tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir pemateri Ketua PC Nahdlatul Ulama Kota Palu, Dr H Abd Mun’im Godal dan Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PW Muhammadiyah Sulteng, Abd Hanif.

Abd Mun’im menyampaikan materi tentang Konsep Dasar Islam Nusantara, sedangkan Abd Hanif materi tentang Konsep Islam Berkemajuan. IEA

Pos terkait