PALU, MERCUSUAR – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaborasi Universitas Tadulako (Untad) bersama Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Palu melalui program KKN Asyik menjadi Fasilitator Edukasi Obat dan Makanan (KAFE OM), disebut melampaui target jumlah komunitas masyarakat yang menjadi sasaran intervensi oleh mahasiswa.
Hal itu disampaikan Kepala BPOM di Palu, Agus Riyanto, pada pembukaan Monitoring dan Evaluasi KAFE OM 2023, di Gedung Pogombo Kantor Gubernur Sulteng, Rabu (13/9/2023).
Agus menjelaskan, sebanyak 100 mahasiswa dari tiga fakultas di Untad mengikuti program KAFE OM 2023. Masing-masing mahasiswa diberi target dapat mengintervensi atau memberikan edukasi kepada 100 komunitas masyarakat, selama sebulan pelaksanaan KKN yang tersebar di 13 kabupaten dan kota di Sulteng.
“Artinya, ada 10.000 komunitas yang kita targetkan mendapatkan intervensi selama KKN di 13 kabupaten dan kota. Alhamdulillah, ternyata kita mendapatkan 10.265 komunitas. Ini melebihi target yang sudah ditentukan,” kata Agus.
Ia menuturkan, pada tahun ini program KAFE OM secara khusus bertema terkait penanggulangan stunting. Hal itu menurutnya, sesuai dengan upaya Pemerintah Daerah saat ini yang ingin menurunkan angka prevalensi stunting, sebagaimana target yang telah ditentukan oleh Presiden.
“Ini menjadi perhatian, dan BPOM di Palu melalui inovasi ini berusaha memberikan kontribusi terhadap percepatan penurunan prevalensi stunting. Selain program rutin lainnya, melakukan pengawasan pre-market dan post-market,” ujar Agus.
Ia berharap, program KAFE OM dapat memberikan manfaat kepada seluruh stakholder yang terlibat. Khusus bagi komunitas masyarakat, mendapatkan pemahaman tentang keamanan obat dan makanan, sebagai upaya mencegah stunting.
“Semoga dapat mendukung upaya pencegahan stunting, sehingga prevalensi stunting dapat ditekan. Selain itu, semoga dengan program ini BPOM dapat lebih dikenal masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, mewakili Gubernur Sulteng, Kepala Dinas Kesehatan Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra mengatakan menyambut baik capaian jumlah komunitas masyarakat yang terintervensi oleh para mahasiswa melalui program KAFE OM 2023.
“Kegiatan ini sangat positif. Kami berharap dapat berjalan berkesinambungan, apalagi sudah sejak tahun 2020,” kata Komang.
Ia menegaskan, penyelesaian persoalan stunting harus dilakukan secara keroyokan oleh berbagai stakeholder. Termasuk oleh perguruan tinggi melalui penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta BPOM sebagai lembaga yang mengawasi keamanan pangan.
“Pilar pangan dalam pencegahan stunting salah satunya adalah kualitas pangan, termasuk keamanannya. BPOM berperan di situ, memberikan edukasi kepada masyarakat hingga ke pelosok, untuk bisa memahami tentang keamanan pangan, ujungnya salah satunya terkait keamanan pangan,” jelas Komang.
Ia juga menegaskan pemerintah tetap optimis, upaya penurunan prevalensi stunting membuahkan hasil, dengan upaya maksimal yang dilakukan oleh segenap stakeholder terkait.
“Kita tetap optimis, sambil menunggu hasil SKI (Survei Kesehatan Indonesia) kira-kira November atau Desember 2023,” kata Komang. IEA