Kekerasan Anak di Morowali Masih Terus Terjadi

MOROWALI-584f736e

BUNGKU, MERCUSUAR – Berdasarkan data Sistem Informasi Online (Simfoni) Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMDP3A) Kabupaten Morowali menyebutkan, per 1 Januari hingga 31 Oktober 21 telah terjadi 16 kasus kekerasan terhadap anak.

“Di antaranya dua kasus penelantaran anak, satu kasus kekerasan fisik, dua kasus kekerasan psikis dan sebelas kasus kekerasan seksual,”kata Bupati Morowali, Taslim dalam sambutannya saat menghadiri Kampanye Long March Anti Kekerasan Terhadap Anak di Morowali, Selasa (2/11/2022).

Kegiatan itu diikuti perwakilan pelajar setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Morowali dan melibatkan Forum Anak Kabupaten Morowali dan Provinsi Sulteng untuk berpartisipasi pada kegiatan tersebut.

Acara dimulai dengan terlebih dahulu melakukan aksi long march dengan berkeliling seputar jalanan kompleks perkantoran Funuansingko Desa Bente pukul 07.00 WITA dengan membawa spanduk dan orasi berkaitan dengan anti Kekerasan anak. Kemudian peserta kembali ke halaman DPMDP3A untuk mendapat bekal materi.

“Dengan sinergi yang baik, anak-anak akan terlindungi menuju Morowali sejahtera bersama,”kata Taslim lagi.

Untuk itu lanjutnya, dengan adanya kampanye anti kekerasan terhadap anak, pihaknya berharap berbagai kasus kejahatan yang menjadikan anak sebagai korban akan berkurang. Peran Pemerintah Daerah, organsiasi, orangtua, anak dan masyarakat sangat diperlukan berupa komitmen yang kuat dalam kebijakan. Untuk mencegah dan menghentikan kekerasan terhadap anak.

“Saya berharap media massa bisa berperan dalam menyebarkan informasi-informasi yang menyuarakan tentang perlindungan anak,”katanya lagi.

Sementara itu Ketua Forum Anak Kabupaten Morowali, Farah Diva (17) menuturkan, dengan kegiatan tersebut terutama kampanye long march yang telah mereka lakukan, makin banyak masyarakat sadar terhadap hak-hak anak.

“Sebab kekerasan anak masih terus terjadi terutama di saat pandemi. Kami ingin agar anak terus dilindungi, didengar aspirasi mereka dan Pemda mendorong kegiatan anak-anak,” ucap Farah. INT

Pos terkait