SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sigi mengajak masyarakat untuk menanam dan mengelolah tanaman kelor, karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Sebab selain untuk sayur, kelor dapat diolah untuk obat.
Selain itu, budidaya tanaman kelor sangat mudah, karena ditanam di tanah apapun tanaman kelor tumbuh.
“Kami mengajak pada masyarakat bukan hanya menanam kelor, namun mereka harus dapat mengolahnya, karena jika kelor diolah menjadi obat atau minuman, akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sigi, Moh Afit Lamakarate pada wartawan Mercusuar, Kamis (10/12/2020).
Menurutnya, pengolahan kelor jangan hanya pada saat iven-iven tertentu saja, namun dalam iven apapun. Mengingat Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah penghasil kelor.
“Apalagi saat ini Pemkab Sigi melalui Dinas Lingkungan Hidup sedang melakukan budidaya tanaman kelor di Kecamatan Marawola dan Kecamatan Kinovaro,” tuturnya.
Lanjut Afit, tanaman kelor dapat diolah menjadi berbagai bahan olahan, seperti sayur kelor bening dan olahan yang menggunakan santan. Daun kelor memiliki kandungan gizi dan khasiat tinggi, sehingga baik untuk dikonsumsi.
Dikatakannya, orang luar saja mengembangkan dan membudidayakan tanaman kelor untuk keperluan obat dan konsumsi. Apalagi masyarakat di Sigi yang sudah sangat akrab dengan kelor. “Hal ini dapat memotivasi masyarakat untuk menanam, bahkan membudidayakan pohon kelor, serta terus mengonsumsi sayur kelor,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Afit mengapresiasi beragam makanan dan minuman dari hasil olahan dengan bahan dasar kelor, diantaranya kripik, teh dan pudding. Hal itu perlu ditingkatkan dari kualitas rasa maupun kemasannya, agar bisa menjadi nilai ekonomi yang lebih bagi masyarakat.
Dengan menanam kelor, kata Afit, sama halnya mendukung program Pemkab Sigi terkait Sigi Hijau. “Sigi hijau merupakan program menanam pohon yang menyangkut penghijauan, yang juga berkaitan dengan tanaman lain untuk menjadi lahan hijau,” tutupnya. AJI