Kemenag Palu Lepas 48 Jemaah Umrah ke Saudi

UMRAH-d34440ff
FOTO: Kepala Seksi PHU Kemenag Kota Palu, Burhan Munawir, saat melepas 48 jemaah umrah asal Kota Palu menuju tanah suci, Sabtu (3/9/2022).///FOTO: HUMAS KEMENAG

PALU, MERCUSUAR – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palu, melalui Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), H. Burhan Munawir secara resmi melepas 48 jemaah umrah asal Kota Palu yang berangkat melalui PT Rajawali Ashab Mandiri Travel, di Asrama Haji transit Palu, Sabtu (3/9/2022).

Dalam sambutannya, Burhan menyampaikan kesiapan dalam ibadah Umrah bukan saja terletak pada aspek materi dan fisik, melainkan juga kesiapan mental spiritual.

Menurutnya, kesiapan tersebut tercermin dalam tiga hal, yakni sucikan hati dengan meluruskan niat hanya karena Allah SWT, sucikan jiwa dengan taubat, dan sucikan harta dengan zakat, infaq dan shadaqah.

“Ibadah umrah juga mengunjungi kota suci Mekah dan Madinah. Yang paling penting pada ibadah umrah, tentunya memenuhi panggilan Allah yang Maha Suci,” ujar Burhan.

Burhan menuturkan, mengunjungi kota suci yang diberkahi merupakan sebuah pengalaman rohani luar biasa, yang dapat menguatkan iman dan meningkatkan kedekatan kepada Allah. Olehnya, ia mengingatkan kepada jemaah Umrah yang akan berangkat, ikhlas dalam ibadah menjadi salah satu kunci yang harus diperhatikan.

“Faktor niat menjadi keberhasilan dan kemabruran ibadah umrah. Olehnya itu, hendaknya benar-benar meniatkan perjalanan umrah untuk ibadah kepada Allah SWT, ikhlas hanya karena Allah semata, memenuhi panggilan Allah, perjalanan dengan totalitas ibadah, bertamu ke baitullah, berziarah ke makam Nabi. Niat yang lurus akan berdampak positif kepada kesungguhan dalam menjalani semua prosesi ibadah, sejak berangkat ke tanah suci hingga kembali ke tanah air,” tuturnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa ilmu manasik merupakan bekal penting dan memadai bagi jemaah Umrah. Karena melalui manasik, jemaah dapat mengetahui mana saja rukun, wajib, serta sunnah yang dilaksanakan selama di tanah suci.

“Diharapkan agar benar-benar memahami mana yang menjadi tuntunan sunnah dalam umrah, dan mana yang bukan sunnah. Tanpa berbekal ilmu, semua ibadah akan sia-sia di hadapan Allah SWT. Olehnya itu, di sinilah pentingnya ilmu manasik umrah sebagai bentuk pembekalan yang memadai,” pungkas Burhan. */IEA

Pos terkait