Kenaikan IPM Diharap Diikuti Penurunan Kemiskinan

PALU, MERCUSUAR – Wakil Gubernur (Wagub) Sulteng, H. Ma’mun Amir menyampaikan harapan, kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulteng dapat diikuti penurunan angka kemiskinan dengan signifikan.

Kenaikan nilai IPM Sulteng menjadi 70,28 atau masuk kategori tinggi pada tahun ini, merupakan akumulasi dari capaian 3 indikator pembentuk IPM yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

“Kita bersyukur berdasarkan data BPS terbaru nilai IPM Kita 70,28 masuk kategori yang tertinggi,” ucap Wagub, pada pembukaan Sarasehan Percepatan Peningkatan IPM Provinsi Sulteng, yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Sulteng, di salah satu hotel di Palu, Rabu (28/12/2022).

Atas kenaikan tersebut, Wagub yang membaca sambutan Gubernur mengapresiasi sekaligus meminta upaya-upaya percepatan pada sektor pendidikan, seperti pemerataan akses pendidikan dan percepatan wajib belajar 12 tahun, jadi komitmen bersama untuk dilaksanakan.

Terkait relasi antara kenaikan IPM dan penurunan kemiskinan, Wabup menekankan peran komponen pendidikan khususnya melalui implementasi program kebijakan merdeka belajar, diharap dapat berkorelasi dengan peningkatan kreativitas, inovasi dan kemandirian peserta didik. 

“Supaya saat mereka lulus bisa membuka lapangan kerja, minimal tidak jadi pengangguran,” harap Wagub agar ada kontribusi penurunan kemiskinan dari sektor pendidikan.

Dengan dilaksanakannya sarasehan IPM, Wagub optimis harapan Gubernur yang menginginkan lahirnya rumusan-rumusan cerdas dan sinergitas gerak cepat dalam meningkatkan capaian IPM Sulteng dari sektor pendidikan dapat diwujudkan.

“Saya minta agar sektor pendidikan lebih serius untuk menyiapkan kader-kader Sulawesi Tengah ke depan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kadis Pendidikan Sulteng, Yudiawati V. Windarrusliana, memaparkan sumbangsih komponen pendidikan dalam pembentukan nilai IPM berasal dari angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS).

Lanjutnya, kedua parameter tersebut yang dimiliki Sulteng sejauh ini sudah berada di atas rata-rata nasional, yakni HLS 13,23 tahun dan RLS 8,89 tahun. Sedangkan rata-rata nasional untuk HLS dan RLS berada pada angka 13,08 dan 8,54 tahun.

“Semoga kegiatan ini menjadi wadah kita dalam berdiskusi,” harapnya.

Adapun peserta berasal dari jajaran Dinas Pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, Kepala Cabang Dinas serta Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Sulteng.

Di antara narasumber sarasehan yakni Kepala Kejaksaan Tinggi Sulteng, Kepala Bappeda Sulteng dan Kadis Pendidikan Provinsi. */IEA

Pos terkait