PALU, MERCUSUAR – Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (OJK Sulteng), Triyono Raharjo, menyampaikan bahwa kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Sulawesi Tengah hingga Agustus 2023 masih tetap stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
“Meskipun beberapa indikator menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode Juli 2023, secara year-on-year, seluruh indikator menunjukkan pertumbuhan positif,” kata Triyono Raharjo dalam rilisnya, Kamis (19/10/2023).
Saat ini kata Triyono Raharjo, aset perbankan mencapai Rp60,90 triliun (5,45 persen yoy), penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp31,46 triliun (5,84 persen yoy), dan penyaluran kredit sebesar Rp46,04 triliun (11,91 persen yoy) dengan kualitas non-performing loan yang tetap terjaga di angka 1,92 persen.
“Kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan, dengan nilai aset mencapai Rp2,80 triliun (13,55 persen yoy) dan pembiayaan syariah tumbuh sebesar 15,53 persen yoy menjadi Rp2,53 triliun,” lanjutnya.
OJK Sulteng mendorong masyarakat untuk tidak hanya memanfaatkan pembiayaan syariah tetapi juga produk simpanan bank syariah agar dana pihak ketiga perbankan syariah dapat bertumbuh lebih optimal.
Komitmen perbankan dalam mendukung UMKM kata Triyono Raharjo, terwujud dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM hingga Agustus 2023 sebesar Rp15,03 triliun, tumbuh 13,43 persen yoy, dengan kualitas NPL yang masih terjaga di bawah threshold 5 persen.
Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank di Sulawesi Tengah hingga Agustus 2023 juga menunjukkan kinerja positif.
Dari data OJK Sulteng, perusahaan Pembiayaan di Sulawesi Tengah tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp5,94 triliun, meningkat 17,15 persen yoy, dengan Non-Performing Financing yang masih terjaga di angka 2,38 persen.
Pembiayaan peer-to-peer lending menunjukkan peningkatan dengan outstanding pinjaman sebesar Rp263,73 miliar, meningkat 24,78 persen yoy, dengan jumlah rekening penerima aktif mencapai 111.149 rekening dan TWP 90 berada pada angka 1,75 persen.