PALU, MERCUSUAR – Rombongan terakhir jemaah haji asal Provinsi Sulteng yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 5 Debarkasi Balikpapan (BPN-5) telah tiba di Palu.
Sejumlah 194 jemaah haji kloter BPN-5 termasuk para petugas kloter dan petugas haji daerah tiba di Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu melalui 2 trip penerbangan, Rabu (10/8/2022) pagi dan siang, dari Bandara Sepinggan Balikpapan, setelah transit satu malam di Debarkasi Haji Balikpapan.
Rombongan jemaah yang berasal dari Kabupaten Tolitoli, Buol, Tojo Unauna, Donggala, dan Kota Palu tersebut kemudian diserahkan secara simbolis di Asrama Haji transit Palu oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Provinsi Sulteng ke PPIH dan pemerintah daerah masing-masing kabupaten dan kota.
“Kloter BPN-5 merupakan kloter gabungan yang terdiri dari jemaah asal Provinsi Sulteng dengan Kalimantan Timur,” kata TPIHI kloter BPN-4, Falatehan.
Ia mengatakan, jemaah asal Sulteng di kloter BPN-5 menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dalam keadaan sehat. Selain itu, jemaah juga berkesempatan melakukan ziarah ke berbagai lokasi bersejarah, baik di Makkah maupun di Madinah.
“Alhamdulillah di Kota Madinah semua jemaah bisa menziarahi beberapa tempat seperti Uhud dan Masjid Quba. Jemaah khususnya dari Sulteng menjalankan ibadah dengan sangat baik dan keadaan sehat,” ujarnya.
Perwakilan PPIH Provinsi Sulteng bidang Penerimaan, Pelepasan dan Bimbingan, H. Sofyan Arsyad menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama terlibat pada pelaksanaan haji tahun ini.
“Terutama kepada Pemerintah Daerah yang telah memberikan support kelancaran pemberangkatan haji tahun ini. Kita semua berharap, seluruh jemaah haji Indonesia tahun ini termasuk dari Sulteng 912 orang memeroleh predikat haji mabrur,” kata Sofyan.
Selain itu, Sofyan mengingatkan, kepada seluruh jemaah agar menjaga kemabruran haji, terutama menjaga pelaksanaan ibadah-ibadah yang telah ditingkatkan selama berada di tanah suci.
“Yang terpenting adalah sepulang haji memertahankan kemabruran haji, ibadah-ibadah yang dilakukan tetap dipertahankan, sehingga bisa menjadi teladan di lingkungan masing-masing,” pungkas Sofyan. IEA