Korban Banjir di Dolo Selatan akan Direlokasi

FOTO RELOKASI SIGI

SIGI, MERCUSUAR – Warga desa korban banjir di Kecamatan Dolo Selatan bakal direlokasi, meliputi warga Desa Bangga, Balongga dan Desa Walatana.

Demikian ditegaskan Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta saat jumpa pers menyikapi banjir dan longsor di Kabupaten Sigi di aula Kantor Bupati Sigi Sementara di Desa Kotapulu, Kecamatan Dolo, Jumat (3/5/2019).

Menurutnya, terkait rencana relokasi korban bencana banjir telah dilakukan koordinasi dengan Camat soal lokasi relokasi, serta dilakukan pendataan ‘by name by address’ warga yang terdampak bencana. Data tersebut dijadikan bahan usulan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Saat ini Pemkab Sigi telah menurunkan alat berat untuk membersihkan material kayu dan lumpur yang terbawa banjir, serta memfasilitasi bantuan-bantuan yang diberikan oleh masyarakat maupun relawan,” jelas Bupati.

Untuk upaya jangka panjang, kata Bupati, Pemkab Sigi terus melakukan upaya melalui Program Sigi Hijau, salah satunya yaitu lewat penanaman 5.000 pohon per desa. Untuk penanaman pohon dipusatkan di wilayah Kecamatan Palolo, Dolo Selatan dan Kecamatan Kulawi Raya, seperti Kecamatan Kulawi, Lindu, Kulawi Selatan dan Kecamatan Pipikoro.

Terkait material yang terbawa saat banjir berupa batang kayu yang sudah kering dan dalam potongan 1-3 meter, lanjut Bupati, diduga karena adanya aktivitas penebangan. Namun hal itu (dugaan penebangan) belum didukung bukti kuat.

“Jika benar ada aktivitas penebangan, diharapkan aparat terkait dapat menindak secara tegas. Jika kita menjaga alam, maka alam menjaga kita,” tutup Bupati.

Sebelumnya, Selasa (30/4/2019), Ketua DPRD Kabupaten (Dekab) Sigi, Moh Rizal Intjenae berharap Pemkab Sigi maupun Pemprov Sulteng segera merelokasi warga Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, terutama yang terdampak banjir bandang dan berada di wilayah bantaran sungai.

Demikian disampaikan Ketua DPRD Kabupaten (Dekab) Sigi, Moh Rizal Intjenae saat meninjau lokasi banjir bandang di desa tersebut, Selasa (30/4/2019).

“Kami melihat kondisi ini sangat parah dan areal ini sudah tidak layak huni. Bayangkan lumpur yang sudah menimbun rumah warga, bagaimana akan dihuni lagi kalau sudah seperti ini. Kondisi seperti ini sangat bahaya bagi warga, jangan sampai ada korban jiwa. Jadi perlu adanya relokasi,” ujarnya saat meninjau lokasi banjir bandang di desa tersebut, Selasa (30/4/2019).

Menurutnya, wilayah terdampak banjir saat ini khususnya bantaran sungai sudah tidak layak lagi dihuni warga. “Kami akan dorong pemerintah agar lebih serius menangani ini. Di sini sudah sering banjir, tapi ini sudah yang terparah. Arealnya sudah rusak, jadi jangan lagi dihuni warga karena berbahaya,” tandasnya. AJI

Pos terkait