PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Sejumlah lapak jajanan kuliner di jalur Kebun Kopi jalan Trans Sulawesi Palu-Parigi, saat ini telah menjadi ‘rest area’ pilihan bagi para pengendara yang melalui jalur tersebut, khususnya di tepian jalur sekitar KM15 hingga KM20.
Sejumlah pedagang membangun tempat yang nyaman untuk para pembeli mencicipi jualan, dan menikmati pemandangan pegunungan.
Salah seorang pengendara, Mansur, yang menyempatkan singgah bersama keluarganya menyebut menjadikan ‘rest area’ tersebut bukan hanya sekedar tempat mencicipi beragam kuliner, seperti siomay, mie instan, kopi dan lainnya. Tetapi juga menikmati pemandangan pegununan, ditemani hawa sejuk meskipun di siang hari.
“Jadi, kalau mau ke Palu atau pulang lagi ke Parigi, pastinya keluarga minta singgah di sini. Apalagi kalau lewatnya sore atau siang, pastinya harus singgah,” ujar Mansur, baru-baru ini.
Sementara itu, salah seorang pedagang, Ida, mengatakan mulanya tempat kuliner itu dibangun di jalur bawah, atau sekitar KM14. Saat itu, para penjual makanan hanya datang membawa sepeda motornya, kemudian menjajakan makanan.
“Di sini dulu banyak monyet (kera hitam Sulawesi-red) yang berkumpul, pengendara yang lewat suka berhenti. Makanya, banyak yang datang menjual di sini. Lama kelamaan, berkembang menjadi lapak,” kata Ida.
Ia melanjutkan, karena hal itu dianggap sebagai peluang lahan bisnis yang menggiurkan, beberapa warga kemudian menambah lapaknya di bagian atas, atau tidak jauh dari gerbang perbatasan antara Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong.
Dari pengamatan media ini, banyak kendaraan yang singgah membuat jalur yang mendaki dan memiliki tikungan yang berbahaya, menjadi sedikit macet. Hal itu disebabkan sejumlah kendaraan roda dua maupun roda empat, yang memarkir kendaraannya di badan jalan. MBH