PALU, MERCUSUAR – Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah menyusun konsep penerapan aturan larangan mudik tahun 2021.
Demikian dikatakan oleh Kepala Bidang Angkutan Jalan, Keselamatan dan Perkeretaapian Dishub Sulteng, Sumarno.
Menurutnya, konsep tersebut tengah difinalisasi oleh Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng.
Ia mengungkapkan, di antara konsep penerapan aturan tersebut di Sulteng, salah satunya memuat adanya lima zona aglomerasi untuk daerah-daerah yang saling berdekatan. Konsep tersebut dibuat berdasarkan kajian analisa kondisi daerah, yang disesuaikan dengan kebijakan larangan mudik dari Pemerintah Pusat.
“Kita bentuk aglomerasi. Karena itu merupakan salah satu regulasi yang diberikan ruang oleh Keputusan Menteri,” kata Sumarno, di ruang kerjanya, Selasa (27/4/2021).
Zona-zona tersebut, lanjutnya, masing-masing aglomerasi Palu-Donggala-Sigi-Parigi Moutongt, aglomerasi Buol-Tolitoli, aglomerasi Poso-Tojo Unauna, aglomerasi Banggai-Banggai Laut-Banggai Kepulauan, serta aglomerasi Morowali-Morowali Utara. Warga masih diberikan kelonggaran untuk melakukan kegiatan transportasi antardaerah di zona aglomerasinya masing-masing, pada periode pelarangan mudik 6-17 Mei 2021 mendatang.
“Kalau di luar aglomerasi untuk tujuan mudik betul-betul tidak bisa. Tapi kalau tujuan lain ada yang dibolehkan dengan menyertakan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) seperti berobat, ibu hamil, melahirkan, kunjungan keluarga sakit, ambulance, pemadam kebakaran, serta alasan kedinasan yang disertai surat dinas,” jelas Sumarno.
Meski diberikan kelonggaran, namun Sumarno menegaskan bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan di daerah aglomerasinya, tetap diwajibkan mematuhi syarat kesehatan yang telah ditentukan. Serta tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
“Walaupun ada kelonggaran tetap syarat kesehatan wajib diikuti, protokol kesehatan juga tetap wajib diterapkan. Jangan dipandang remeh, karena kita sangat berhati-hati jangan sampai terjadi ledakan penyebaran Covid-19 yang tidak kita inginkan,” tegasnya.
Dia juga menyampaikan, yang paling diperlukan saat ini adalah kejujuran dari masyarakat, terkait asal daerah dan tujuan perjalanannya. Sehingga, upaya menekan angka penyebaran Covid-19 dapat berjalan maksimal.
“Intinya kejujuran dari masyarakat serta kebersamaan, karena perjuangan ini kalau sendiri-sendiri tidak bakalan tercapai, harus bersama-sama. Data sebelumnya setiap kali ada liburan, pekan berikutnya ada peningkatan yang signifikan,” pungkas Sumarno. IEA