PALU, MERCUSUAR – Lima irigasi di empat kabupaten yang menjadi prioritas perencanaan pembangunan di Sulteng oleh Gubernur Sulteng, Dr. H. Anwar Hafid, disebut memiliki peranan penting dalam meningkatkan produksi pertanian, serta menopang program ketahanan pangan daerah.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (CIKASDA) Provinsi Sulteng, Andi Ruly Djanggola kepada Mercusuar di Palu, Selasa (15/7/2025).
“Seperti yang sudah dipaparkan oleh Gubernur di depan Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kelima irigasi itu punya peranan penting. Insyaallah, AHY yang mendengarkan dengan seksama, akan memberikan lampu hijau,” ujar Andi Ruly, sapaan akrabnya.
Ia menjabarkan, pembangunan irigasi Kodina di Kabupaten Poso sempat dimulai pada tahun 1996, tapi terhenti akibat kerusuhan. Hingga kini, 45 km saluran irigasi belum selesai dibangun. Padahal, wilayah tersebut punya potensi besar, yakni bisa melayani 5.500 hektare lahan di 13 desa jika berfungsi penuh.
Akibat ketersediaan air irigasi yang sangat minim, banyak lahan sawah mengalami alih fungsi ke perkebunan.
“Sebagian besar warga di wilayah irigasi Kodina menggantungkan hidup pada pertanian. Tapi lahan mereka hanya mengandalkan tadah hujan, panen padi pun hanya sekali setahun, hasilnya 1 sampai 1,5 ton per hektare,” kata Andi Ruly.
Selanjutnya, irigasi Meko yang juga berada di Kabupaten Poso, pembangunannya memiliki potensi layanan hingga 2.300 hektare, yang mencakup lima desa dengan mayoritas warga bertani dan berkebun, dengan durian dan kakao sebagai komoditas unggulan.
Rencana teknis mencakup pembangunan saluran pembawa sepanjang 27 KM, saluran pembuang 7 KM, serta puluhan bangunan pengatur dan pelengkap, yang saat ini belum direalisasikan. Dengan iklim dan tanah yang mendukung, hasil panen saat ini masih terbatas. Namun, jika irigasi Meko terbangun, ekonomi masyarakat diproyeksikan tumbuh pesat.
“Kemudian Irigasi Binsil di Kabupaten Banggai juga salah satu potensi yang direncanakan dibangun di Kecamatan Bualemo mencakup empat desa. Irigasi Binsil akan memanfaatkan Sungai Malik dengan debit rencana 3 m³/detik dari potensi debit sungai sekitar 9 m³/detik, dengan luas total layanan irigasi teknis seluas 1.200 hektare,” urai Andi Ruly.
Selanjutnya irigasi Karaopa di Kabupaten Morowali yang berada dekat dengan kawasan industri, sehingga sangat dibutuhkan untuk menjamin pasokan pangan untuk pekerja.
Andi Ruly menyebutkan, pada tahun 2018 lalu telah selesai dilaksanakan studi untuk pengembangan areal yang sebelumnya melayani 2400 hektare bertambah menjadi 3200 hektare. Sehingga, dibutuhkan peningkatan saluran irigasi eksisting untuk penambahan luas area tanam tersebut.
Terakhir, irigasi Sausu Torue sebagai daerah irigasi teknis yang secara kewenangan di pemerintah pusat dan daerah irigasi Torue sebagai irigasi teknis kewenangan Pemerintah Provinsi. Kedua lokasi tersebut berada di salah satu sentra produksi padi di Kabupaten Parigi Moutong dengan luas hamparan sawah total 10.475 hektare.
“Insyaallah, dengan dibangunnya lima irigasi prioritas ini, maka petani akan memiliki ruang gerak ekonomi yang lebih maksimal. Dan pastinya, urusan pangan akan lebih baik lagi. Khusus petani, taraf hidup akan lebih meningkat,” tandas Andi Ruly. MBH