PALU, MERCUSUAR – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra menegaskan, upaya percepatan penurunan stunting sangat memerlukan peran lintas sektor dan lintas program.
“TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) melibatkan lintas sektor sampai ke tingkat desa,” kata Komang Adi Sujendra, ditemui di salah satu kegiatan, baru-baru ini.
Hal itu menurutnya, karena semua perhatian yang serius diberikan terhadap upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Sulteng, untuk mencapai target nasional yang dicanangkan oleh Presiden RI, Joko Widodo, yakni sebesar 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Khusus di Provinsi Sulteng, berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting di Sulteng sebesar 28,2 persen, turun sebesar 1,5 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar 29,7 persen.
Meskipun masih cukup tinggi dibandingkan target nasional pada tahun 2024, Komang mengaku pemerintah daerah tetap optimis, upaya-upaya yang dijalankan oleh seluruh stakeholder dapat membuahkan hasil penurunan yang signifikan.
“Kita tetap optimis, sambil menunggu hasil SKI (Survei Kesehatan Indonesia) kira-kira November atau Desember 2023,” kata Komang.
Ia juga menyebutkan, dalam tujuan Strategi Nasional (Stranas) penurunan stunting, salah satu upaya menurunkan prevalensi stunting yang perlu diperhatikan, adalah jaminan pemberian asupan gizi, termasuk di dalamnya keamanan bahan pangan. Hal itu dapat dicapai, dengan pemberian edukasi kepada kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi sasaran.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi salah satu inovasi dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Palu yakni program KKN Asyik menjadi Fasilitator Edukasi Obat dan Makanan (KAFE OM) bekerja sama dengan Universitas Tadulako (Untad), yang pada tahun ini berfokus pada upaya penurunan stunting.
Program tersebut dilaksanakan melalui KKN melibatkan 100 mahasiswa Untad, yang disebar ke 13 kabupaten dan kota, untuk menyasar target total 10.000 komunitas masyarakat.
“Betapa besarnya peran lintas sektor, dalam upaya percepatan penurunan stunting, di antaranya pada bidang pendidikan melalui perguruan tinggi. Kegiatan ini (KAFE OM) sangat positif. Kami berharap dapat berjalan berkesinambungan, apalagi sudah sejak tahun 2020,” pungkas Komang. IEA