PALU, MERCUSUAR – Kawasan di sekitar cagar biosfer Lore Lindu yang berada di Kabupaten Poso dan Sigi, menjadi lokasi proyek Pembiayaan Risiko Iklim di Bidang Pertanian atau Agriculture Climate Risk Financing (AgriCRF) dari Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ).
Hal itu disebutkan pada pertemuan koordinasi proyek AgriCRF yang dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Sulteng bidang Perekonomian, Pembangunan dan Pengembangan Wilayah, Dr. Farid R. Yotolembah, di salah satu hotel di Palu, Rabu (4/10/2023).
Proyek tersebut bertujuan meningkatkan akses pembiayaan, guna memperkuat ketangguhan petani kakao, dalam menghadapi risiko perubahan iklim yang menyebabkan kakao gagal panen.
“Saya berterima kasih dan mengapresiasi program ini, sebagai upaya melindungi hak-hak petani kakao dari ancaman gagal panen,” ucap Farid.
Ia mengharapkan, penerapan proyek tersebut juga dapat mendukung kebijakan hilirisasi pertanian, guna meningkatkan daya saing kakao Sulteng sebagai komoditi unggulan daerah. Sehingga, pendapatan daerah tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan.
“Dengan begitu, kita tidak melulu hanya bergantung pada hasil-hasil tambang sebagai stimulator ekonomi dan kesejahteraan, karena pada saatnya nanti tambang kita akan habis,” ujar Farid.
Sementara itu, Kordinator Provinsi GIZ, Dr. Ismet Khaerudin menjelaskan, GIZ adalah lembaga nonprofit Pemerintah Jerman, yang bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan.
Ismet mengatakan, AgriCRF merupakan salah satu proyek yang sedang dikerjakan GIZ, dengan harapan dapat menjadi solusi untuk mencegah kemerosotan produktivitas kakao akibat perubahan iklim.
“Kami sedang mencoba formula yang tepat, dengan melibatkan jasa keuangan untuk mengasuransikan petani kakao,” ungkap Ismet.
Kegiatan tersebut turut dihadiri penanggung jawab lokal proyek AgriCRF, Buttu Ma’dika, Bappeda, Dinas Perkebunan, BRIDA, Balai Taman Nasional Lore Lindu, perbankan, pelaku usaha kakao dan akademisi. */IEA
